Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemkab Purwakarta Imbau Warga Jauhi Lokasi Tanah Bergerak di Pasirmunjul, Bencana Terbesar Sejak 2007

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Pemkab Purwakarta Imbau Warga Jauhi Lokasi Tanah Bergerak di Pasirmunjul, Bencana Terbesar Sejak 2007
Foto: Pemkab Purwakarta Imbau Warga Jauhi Lokasi Tanah Bergerak di Pasirmunjul, Bencana Terbesar Sejak 2007(Sumber: ANTARA/HO-BPBD Jabar/pri.)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Purwakarta mengimbau masyarakat agar menjauhi lokasi tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana susulan.

Bencana Tanah Bergerak Meluas, Ratusan Warga Mengungsi

Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta, Norman Nugraha, menyampaikan bahwa Desa Pasirmunjul merupakan wilayah rawan tanah bergerak yang memerlukan penanganan cepat dan terstruktur.

"Segala upaya berupa bantuan logistik semaksimal mungkin untuk segera didistribusikan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian. Jadi kami mengimbau masyarakat tidak beraktivitas di sekitar lokasi bencana," ungkapnya.

Saat ini, pergerakan tanah terjadi setiap satu jam, berbeda dari sebelumnya yang terjadi setiap lima menit sekali.

Pemerintah setempat melarang masyarakat untuk mendekati maupun beraktivitas di sekitar lokasi kejadian demi keselamatan.

BPBD Jawa Barat mencatat sekitar 250 warga Desa Pasirmunjul terpaksa mengungsi akibat bencana ini.

Laporan sementara menunjukkan sekitar 70 bangunan mengalami kerusakan, terdiri dari 57 rumah rusak berat, 1 fasilitas umum rusak berat, 1 tempat ibadah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 8 rumah rusak ringan.

Pergerakan Tanah Terus Bertambah, Pemerintah Lakukan Penanganan Darurat

Bencana tanah bergerak kali ini disebut sebagai yang terbesar sejak 2007, sehingga penanganan darurat dilakukan secara intensif.

Pemkab Purwakarta bekerja sama dengan BNPB Jawa Barat, PVMBG, dan sejumlah instansi vertikal termasuk Baznas, untuk menginventarisasi kebutuhan di lokasi terdampak.

Data BPBD Purwakarta menyebutkan bahwa dalam rentang 11-14 Juni 2025, pergerakan tanah menjalar sejauh 20 meter dari titik awal dan terus bertambah setiap 10 menit.

Puluhan makam keluarga di Kampung Cigintung, Desa Pasirmunjul, juga terpaksa dipindahkan karena terdampak pergerakan tanah.

Badan Geologi Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa aktivitas tanah bergerak di wilayah ini telah terjadi beberapa kali sejak 20 April hingga 14 Juni 2025.

Secara morfologi, lokasi bencana berada di kawasan perbukitan dengan ketinggian 370 meter di atas permukaan laut dan kontur lereng yang agak curam hingga curam, sehingga meningkatkan risiko pergerakan tanah.

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Tria Dianti