
Pantau - Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Hilman Latief, meminta jamaah haji Indonesia tetap tenang menyusul dua insiden ancaman bom terhadap penerbangan Saudia Airlines yang mengangkut jamaah asal Indonesia, termasuk penerbangan SV-5688 dari Surabaya yang sempat dialihkan ke Bandara Kualanamu.
Dua Insiden, Tidak Ada Bahan Peledak Ditemukan
Ancaman terbaru terjadi pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025, terhadap pesawat Airbus A330-343 Saudia Airlines nomor penerbangan SV-5688 yang mengangkut jamaah haji dari Surabaya.
Pesawat dialihkan ke Bandara Kualanamu dan mendarat dengan selamat pukul 09.27 WIB setelah ancaman diterima oleh Kuala Lumpur Air Control Center.
Seluruh penumpang dievakuasi ke ruang tunggu internasional dan hotel terdekat, sementara pemeriksaan menyeluruh dilakukan oleh aparat Polda Sumatera Utara, Brimob Jibom, Gegana, dan TNI AU.
“Insya Allah ancaman itu tidak terbukti, oleh karena itu jamaah tetap tenang. Jamaah yang ada di Kualanamu segera dibawa terbang ke Surabaya besok sore sekitar pukul 15.00 WIB,” ujar Hilman Latief.
Ancaman bom sebelumnya juga terjadi pada Selasa, 17 Juni 2025, terhadap penerbangan Boeing 777-300ER SV-5276 dari Jeddah ke Jakarta yang membawa 442 jamaah dari Kloter JKG-12.
Ancaman tersebut disampaikan melalui surat elektronik yang dikirim ke otoritas Bandara Soekarno-Hatta, namun hasil pemeriksaan menyatakan tidak ditemukan bahan peledak di pesawat.
Investigasi Internasional, Jamaah Diminta Tidak Terprovokasi
Hilman meminta agar insiden ini segera diusut tuntas agar ketenangan jamaah tidak terganggu, terutama menjelang kepulangan jamaah gelombang kedua dari Makkah ke Madinah.
“Saya masih harus menerbangkan masyarakat dalam jumlah ratusan ribu. Jangan sampai ketenangan jamaah itu yang terancam,” tegasnya.
Kemenhub menyatakan bahwa dua insiden tersebut tidak mengganggu operasional penerbangan di Bandara Kualanamu.
Pesawat SV-5688 dijadwalkan kembali terbang ke Surabaya pada Minggu dini hari pukul 03.30 WIB setelah dinyatakan aman.
Sementara itu, Polri bersama Densus 88 Antiteror tengah mengusut kasus ini bekerja sama dengan FBI dan otoritas keamanan Arab Saudi untuk melacak asal-usul dan motif pelaku ancaman.
Kemenag juga mengimbau seluruh jamaah untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi dan tetap mengikuti arahan resmi dari petugas.
- Penulis :
- Balian Godfrey