Pantau - Ketegangan di Timur Tengah yang meningkat akibat agresi militer Israel terhadap Palestina kini turut menguji kemampuan sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, yang selama ini diandalkan untuk menangkal serangan udara.
Iron Dome Mulai Kewalahan Hadapi Rudal Canggih Iran
Iron Dome buatan Rafael Advanced Defence Systems dirancang untuk mencegat roket dan artileri jarak pendek antara 4 hingga 70 kilometer yang mengancam wilayah permukiman.
Israel kini berencana meningkatkan jangkauan sistem ini hingga 250 kilometer dan memperbarui teknologinya agar dapat menghadapi dua ancaman udara dari arah berbeda secara bersamaan.
Namun, reputasi Iron Dome mulai goyah setelah Iran melancarkan serangan peluru kendali secara massal yang melibatkan rudal hipersonik seperti Fattah-1, Fattah-2, Kheibar Sekkan, Khomramshar, dan Rahbar.
Ratusan rudal ditembakkan dalam waktu singkat, melampaui kapasitas respon sistem Iron Dome dan menyebabkan Haifa, kota pelabuhan yang biasanya aman, ikut menjadi target serangan.
Kelemahan Iron Dome dalam menghadapi serangan besar-besaran memicu perdebatan global tentang efektivitas sistem pertahanan modern di tengah eskalasi konflik bersenjata.
Steel Dome: Solusi Pertahanan Baru dari Turki untuk Indonesia
Menanggapi kebutuhan akan sistem pertahanan udara yang lebih efisien, perusahaan pertahanan Turki, ASELSAN, memperkenalkan Steel Dome, sistem pertahanan udara menyeluruh yang diklaim lebih andal dan ekonomis dibanding Iron Dome.
Steel Dome dipamerkan dalam ajang Indo Defence 2024 yang diikuti oleh 55 negara dari lima benua.
Sistem ini dikembangkan untuk memberikan pertahanan berlapis terhadap ancaman udara dari berbagai jenis dan arah secara simultan.
CEO ASELSAN, Ahmet Akyol, dalam wawancara di paviliun Turki, menyatakan bahwa Steel Dome merupakan flagship solution mereka yang secara khusus ditawarkan kepada Indonesia sebagai solusi pertahanan udara terintegrasi.
Akyol menekankan bahwa selain teknologi yang unggul, Steel Dome juga mengusung efisiensi dari sisi biaya pengadaan, operasional, dan pemeliharaan, sehingga menjadi alternatif menarik bagi negara berkembang yang menghadapi tantangan keamanan udara modern.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Tria Dianti
