
Pantau - Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa fokus utama kementeriannya tetap pada perlindungan dan pemberdayaan UMKM di tengah meningkatnya ketegangan global akibat konflik Iran-Israel.
Menurut Maman, pemberdayaan UMKM menjadi fondasi utama dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika domestik dan internasional.
"Tentunya kalau dari sisi UMKM, apapun situasi global yang terjadi, bagi kami, prioritas utama adalah melakukan pemberdayaan, perlindungan, serta optimalisasi penggunaan produk-produk UMKM di Indonesia," ujarnya.
Satgas Perlindungan UMKM dan Festival Pemberdayaan
Ia menyebut pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan UMKM oleh Kemenko Polhukam masih dalam tahap pembahasan.
Namun, upaya pemberdayaan dan perlindungan sudah secara aktif dilakukan oleh kementeriannya, termasuk melalui peluncuran Festival Perlindungan dan Pemberdayaan UMKM yang telah dilaksanakan di tiga dari 18 provinsi sasaran.
Kegiatan tersebut menjadi bentuk konkret komitmen pemerintah dalam menguatkan UMKM menghadapi tekanan eksternal.
Konflik Global Ancam Stabilitas Ekonomi Domestik
Konflik Iran-Israel kembali memanas sejak serangan Israel yang didukung Amerika Serikat pada 13 Juni memicu respons militer dari Iran.
Eskalasi ini berpotensi mengguncang perekonomian global, termasuk Indonesia, terutama jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, jalur krusial distribusi minyak dunia.
Penutupan Selat Hormuz dapat memicu lonjakan harga minyak global yang berdampak langsung pada kenaikan biaya impor dan tekanan terhadap subsidi energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain itu, ketegangan juga mengancam ekspor Indonesia akibat potensi gangguan pelayaran, peningkatan premi asuransi kargo, dan menurunnya permintaan dari negara-negara terdampak konflik.
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah antisipatif, termasuk membuka pasar ekspor alternatif.
Beberapa perjanjian dagang strategis telah diselesaikan, seperti Indonesia–UAE CEPA, Indonesia–EAEU FTA, serta kerja sama dengan Tunisia.
Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses ekspor ke kawasan non-tradisional dan menjaga stabilitas perdagangan di tengah ketidakpastian geopolitik.
- Penulis :
- Aditya Yohan