Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Danantara Tawarkan Skema Kerja Sama 50:50 ke Korea Selatan untuk Bangun Perusahaan Kesehatan di Indonesia

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Danantara Tawarkan Skema Kerja Sama 50:50 ke Korea Selatan untuk Bangun Perusahaan Kesehatan di Indonesia
Foto: Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Patria Sjahrir (tengah) bersama Kuasa Usaha Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Soo-Deok (tiga kanan) dan jajaran pejabat lainnya dalam acara “Korea-Indonesia Economic Partnership Forum” di Hotel St.Regis, Jakarta (sumber: ANTARA/ Muhammad Heriyanto)

Pantau - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) menawarkan kerja sama investasi kepada Korea Selatan untuk membangun perusahaan di sektor kesehatan melalui skema joint venture dengan porsi kepemilikan 50:50.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menyampaikan bahwa kerja sama ini akan difokuskan pada bidang diagnostik, kemajuan medis, dan pengembangan klinik kelas atas.

"Kita bisa melakukannya melalui Danantara Healthcare Company. Kita membangun bisnis perawatan kesehatan yang menggabungkan semua rumah sakit dengan BUMN menjadi satu entitas. Itulah cara kita dapat berkolaborasi bersama", ungkapnya.

Kolaborasi Kesehatan dan Transfer Pengetahuan

Menurut Pandu, Korea Selatan dipilih sebagai mitra karena dianggap sebagai negara dengan kualitas hidup dan harapan hidup yang tinggi, serta kemajuan teknologi medis yang signifikan.

"Kalau kita kerja sama dengan Korea, itu salah satu sektor yang perlu kita fokuskan. Dari sisi kesehatan, belajar juga bisa dapat knowledge transfer, value transfer", ia mengungkapkan.

Ia menilai kolaborasi ini tidak hanya akan memperkuat sektor kesehatan nasional, tetapi juga mendorong transformasi teknologi dan efisiensi layanan.

Minat Luas di Bidang Industri dan Media

Selain kesehatan, Pandu juga menyoroti potensi kerja sama di sektor industri lainnya, termasuk manufaktur cerdas dan industri energi.

Ia mengapresiasi penggunaan teknologi robotik dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) di sektor manufaktur Korea Selatan, serta keberhasilan mereka dalam hilirisasi industri kimia dan rantai pasok energi.

"Saya pikir industri kimia merupakan tempat lain, di mana Korea telah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Dan menjadi bagian penting, terutama dalam rantai pasok energi", ujarnya.

Danantara juga menyatakan minat untuk berkolaborasi di sektor media dan hiburan, mengingat keberhasilan Korea Selatan menyebarkan bahasa nasional mereka secara global melalui musik dan film.

"Yang menarik sebenarnya itu soal media industry. Karena di Korea Selatan itu penduduknya walaupun kecil yang bisa bahasa Korea, tapi bisa membuat bahasa Korea menjadi internasional. Melalui musik, melalui film, dan seterusnya", tutur Pandu.

Penulis :
Arian Mesa