
Pantau - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan komitmennya untuk mengubah tren pekerja migran domestik menjadi pekerja migran terampil melalui pendirian Migrant Center.
"Inilah yang mau saya tingkatkan, geser dari domestik, dari SD, SMP, ke SMA, ke kuliah. Dari skill yang rendah menjadi skill yang medium ke atas", ungkap Menteri Karding.
Saat ini, sekitar 80 persen pekerja migran Indonesia masih bekerja di sektor domestik.
"Karena rata-rata masih bekerja di domestic worker, sekitar 80 persen masih bekerja di lingkungan rumah tangga. Dari 80 persen itu, sebanyak 67,3 persennya perempuan dan sekolahnya SD, SMP paling banyak", jelasnya.
Migrant Center Jadi Ekosistem Baru Peningkatan Kualitas
Kementerian P2MI menargetkan pergeseran besar-besaran dari tenaga kerja kurang terampil menuju tenaga kerja dengan keterampilan menengah dan tinggi.
Kehadiran Migrant Center diharapkan menjadi motor penggerak dalam menciptakan ekosistem peningkatan kapasitas pekerja migran Indonesia.
"Nah, itulah nanti gunanya migrant center. Kita bangun ekosistem mulai dari informasi, pelatihan, sampai segala hal itu ada di Undip sini. Syukur-syukur Undip ini menjadi corongnya Jawa ini nanti", ungkapnya lebih lanjut.
Peresmian Melalui Kerja Sama dengan Undip
* Migrant Center* diresmikan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dirjen Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri Kementerian P2MI, Dwi Setiawan Susanto, dan Rektor Universitas Diponegoro, Suharmono.
Penandatanganan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Abdul Kadir Karding.
- Penulis :
- Aditya Yohan