Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Bengkulu Bantah Isu Kelaparan di Pulau Enggano, Soroti Masalah Distribusi Akibat Pendangkalan Pelabuhan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Gubernur Bengkulu Bantah Isu Kelaparan di Pulau Enggano, Soroti Masalah Distribusi Akibat Pendangkalan Pelabuhan
Foto: Gubernur Bengkulu Bantah Isu Kelaparan di Pulau Enggano, Soroti Masalah Distribusi Akibat Pendangkalan Pelabuhan(Sumber: ANTARA/Boyke Ledy Watra)

Pantau - Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menegaskan tidak ada kondisi kelaparan di Pulau Enggano akibat terisolasi, seperti yang ramai diberitakan di media sosial. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi bersama Staf Khusus Menteri Dalam Negeri yang digelar di Gedung Pola Kantor Gubernur Bengkulu.

Isu Kelaparan Dibantah, Fokus Tertuju pada Masalah Distribusi

Dalam rapat tersebut, dibahas progres pembangunan pelabuhan dan berbagai kendala yang dihadapi dalam distribusi logistik ke Pulau Enggano.

"Forkopimda selalu memperhatikan kondisi Enggano melalui berbagai saluran, dan kami dapat memastikan bahwa kondisi masyarakat Enggano tidak seperti yang diberitakan oleh media sosial," ujar Helmi Hasan.

Pemerintah Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara telah menyalurkan bantuan logistik dan transportasi sebagai bentuk tanggap darurat.

Gubernur juga menyatakan telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan tidak ada kelangkaan BBM di wilayah tersebut.

Camat Pulau Enggano, Susanto, turut membantah isu kelaparan dan menegaskan bahwa pasokan kebutuhan pokok di Enggano tetap tersedia.

"Saya mempertegas bahwa informasi tentang kelaparan di Enggano tidak benar. Kami bukan pemalas (untuk memenuhi kebutuhan pokok), untuk kebutuhan pokok cukup, tidak ada kelaparan. Yang terjadi saat ini adalah penurunan daya beli dan penjualan komoditas hasil pertanian masyarakat," ungkapnya.

Pendangkalan Alur Pelabuhan Jadi Kendala Utama Ekonomi Warga

Menurut Susanto, penyebab utama terhambatnya aktivitas ekonomi masyarakat Enggano adalah pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai di Kota Bengkulu yang terjadi selama empat bulan terakhir.

"Jadi, alur pelabuhan tertutup membuat distribusi barang tidak dapat dilakukan, KMP Pulo Tello hanya bisa membawa orang, barang tidak bisa karena harus langsir luar pelabuhan, untuk barang kan tidak bisa langsir luar. Akibatnya, hanya 30 persen komoditas Enggano yang bisa dijual, karena pendistribusian hanya bisa menggunakan kapal nelayan yang kapasitasnya kecil," jelasnya.

Ia berharap agar Pelabuhan Pulau Baai segera normal agar kapal penyeberangan bisa kembali bersandar dan roda perekonomian masyarakat dapat pulih.

"Terima kasih Bapak Presiden Prabowo Subianto yang telah menerbitkan Instruksi Presiden tentang percepatan pembangunan di Pulau Enggano, yang akan mempercepat pemulihan Enggano, kami sangat berterima kasih," kata Susanto.

Sementara itu, Kepala Desa Banjarsari, Winarto Rudi Setiawan, menambahkan bahwa masyarakat juga menghadapi kendala dalam pengiriman barang dan uang kepada anak-anak mereka yang sedang menempuh pendidikan di luar Enggano.

"Kesulitan kami adalah bagaimana anak-anak kami yang sekolah atau kuliah di luar Enggano dapat menerima kiriman dari Enggano, karena transportasi yang terbatas," ungkapnya.

Penulis :
Aditya Yohan