
Pantau - Juru Bicara Presiden RI sekaligus Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengungkapkan bahwa setiap kali Presiden Prabowo Subianto melakukan lawatan luar negeri, topik mengenai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) selalu menjadi sorotan dari para pemimpin negara sahabat.
Danantara Jadi Magnet dalam Diplomasi Ekonomi
Menurut Prasetyo, meskipun Danantara tidak selalu menjadi bagian dari agenda resmi, ketertarikan negara-negara mitra terhadap lembaga pengelola sovereign wealth fund tersebut sangat tinggi.
"Sepanjang yang saya ketahui, setiap lawatan Bapak Presiden, justru pemimpin-pemimpin dari negara-negara sahabat itu yang selalu membahas terlebih dahulu mengenai Danantara", ungkap Prasetyo.
Ia menjelaskan bahwa daya tarik utama Danantara adalah nilai dana yang sangat besar dalam pengelolaannya.
"Bagi teman-teman negara sahabat, (itu) sebuah investasi yang luar biasa. Dalam waktu cepat, Indonesia punya sovereign wealth fund dengan asset under management (Danantara) yang mencapai 1.000 miliar US Dollar", tambahnya.
Presiden Prabowo saat ini tengah menjalani lawatan ke Arab Saudi dan Brasil yang dimulai pada Selasa sore, dan dijadwalkan berlangsung hampir dua pekan.
Agenda utama dalam kunjungan tersebut meliputi pembahasan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, dan sektor-sektor strategis lainnya.
Capaian dan Proyeksi Danantara Terus Menanjak
Danantara resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo pada 24 Februari 2025 dan dikelola oleh Rosan Perkasa Roeslani sebagai CEO.
Lembaga ini menaungi lebih dari 800 BUMN beserta perusahaan turunannya.
Sejak peluncurannya, Danantara telah mencatatkan sejumlah pencapaian signifikan, termasuk menjalin kerja sama investasi internasional senilai USD 7 miliar.
Negara-negara yang telah menjadi mitra Danantara antara lain Qatar, Rusia, Tiongkok, dan Australia.
Salah satu komitmen investasi terbesar diumumkan saat Presiden Prabowo berkunjung ke St. Petersburg dan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Selain itu, Danantara diproyeksikan akan menerima tambahan pendanaan sebesar USD 10 miliar dari perbankan luar negeri pada Juli 2025.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf