Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Populasi Pesut Mahakam Tersisa 62 Ekor, Menteri Lingkungan Hidup Peringatkan Krisis Ekologi di Sungai Mahakam

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Populasi Pesut Mahakam Tersisa 62 Ekor, Menteri Lingkungan Hidup Peringatkan Krisis Ekologi di Sungai Mahakam
Foto: Populasi Pesut Mahakam Tersisa 62 Ekor, Menteri Lingkungan Hidup Peringatkan Krisis Ekologi di Sungai Mahakam(Sumber: ANTARA/HO-KLH)

Pantau - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq memperingatkan adanya krisis ekologi yang semakin nyata di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, ditandai dengan menyusutnya populasi pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) yang kini hanya tersisa sekitar 62 ekor di alam.

"Angka ini bukan sekadar data statistik. Ini merupakan indikator kuat degradasi ekosistem yang memerlukan perhatian dan tindakan segera," ungkap Hanif dalam pernyataannya usai meninjau langsung habitat utama pesut di Danau Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kamis (3 Juli).

Krisis Ekologi Sungai Mahakam dan Ancaman Nyata

Penurunan populasi pesut Mahakam dipandang sebagai cerminan tekanan sistemik terhadap ekosistem Sungai Mahakam secara keseluruhan, yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi ribuan spesies dan masyarakat lokal.

"Pelestarian pesut Mahakam melampaui kepentingan satu spesies; ini adalah upaya vital untuk menjaga keseimbangan ekologis Sungai Mahakam," tegas Hanif.

Pesut Mahakam merupakan sub-populasi langka dari lumba-lumba Irrawaddy yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam.

Spesies ini dikenal memiliki tubuh berwarna abu-abu tanpa moncong serta perilaku sosial yang kompleks.

Selain menjadi indikator kesehatan lingkungan perairan, pesut juga menjadi simbol budaya dan identitas masyarakat lokal Kalimantan Timur.

Ancaman dan Strategi Konservasi Lintas Sektor

Populasi pesut Mahakam kini terancam punah akibat berbagai faktor antropogenik, di antaranya:

  • Pencemaran limbah tambang dan domestik
  • Tabrakan kapal tongkang
  • Praktik perikanan ilegal, seperti penggunaan setrum dan bom ikan

Kementerian LH menyatakan bahwa konservasi pesut Mahakam merupakan bagian dari agenda prioritas nasional dalam menjaga keanekaragaman hayati.

Upaya ini dilaksanakan secara kolaboratif melibatkan kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, akademisi, masyarakat adat, serta organisasi lingkungan.

"Konservasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Diperlukan sinergi dari hulu ke hilir, dari perumusan kebijakan hingga aksi nyata di lapangan. Partisipasi aktif masyarakat, khususnya generasi muda, sangat krusial dalam menemukan solusi yang berkelanjutan," tutup Hanif.

Penulis :
Aditya Yohan