
Pantau - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) akan melakukan pemeriksaan genetik terhadap harimau sumatra di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi, menyusul kematian seekor anak harimau jantan pada 1 Juli 2025.
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai langkah validasi terhadap dugaan kelainan hereditas yang diturunkan dari induk harimau kepada anaknya.
"Kemenhut melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan tim medis TMSBK akan melakukan pemeriksaan genetik pada induk dan keturunannya, untuk memvalidasi adanya dugaan kelainan hereditas," ungkap pihak Kemenhut dalam pernyataannya.
Dugaan Malanutrisi dan Kelainan Genetik
Anak harimau yang mati tersebut diduga mengalami malanutrisi dan kelainan genetik sejak lahir.
Dari hasil observasi dan nekropsi, ditemukan indikasi kuat adanya faktor kelainan genetik serta perilaku maternal induk yang turut memengaruhi kondisi anak harimau.
Kemenhut menyatakan bahwa penyebab kematian bukan semata malanutrisi, tetapi juga berkaitan dengan kelainan genetik yang kemungkinan berasal dari garis keturunan induk.
"Indukan harimau ini berusaha menolak anaknya sendiri yang tercermin dalam ketidakmauannya untuk menyusui dan merawat anaknya," jelas pihak kementerian.
Fenomena ini juga bisa terjadi secara alami di alam akibat genetic defect atau stres pada induk harimau.
Tim dokter dan keeper sudah berupaya memberikan susu tambahan serta melakukan evakuasi, namun upaya tersebut tidak berhasil menyelamatkan anak harimau.
"Berdasarkan penjelasan tim dokter dan keeper, upaya memberikan susu tambahan dan evakuasi sudah dilakukan, namun tidak dapat menolong, namun ini yang perlu pendalaman," ujarnya.
Komitmen Terhadap Konservasi dan Animal Welfare
Kemenhut juga akan melakukan kajian perilaku maternal untuk mengantisipasi pola penolakan dalam program pengembangbiakan selanjutnya.
Selain itu, evaluasi juga mencakup aspek standar perawatan, nutrisi, serta manajemen stres pada kandang harimau.
Kajian ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam upaya konservasi harimau sumatra sebagai spesies prioritas.
Fokus kajian meliputi kesejahteraan satwa (animal welfare) dan kemurnian genetik populasi agar konservasi dapat berjalan lebih efektif.
"Setiap kejadian menjadi evaluasi penting agar penanganan ke depan semakin baik," pungkas pernyataan resmi Kemenhut.
- Penulis :
- Aditya Yohan