
Pantau - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mendorong pustakawan untuk bertransformasi menjadi kreator digital dan agen perubahan sosial dalam menghadapi disrupsi teknologi dan perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Pustakawan Bukan Lagi Penjaga Buku, tapi Mediator Pembelajaran dan Inovator
Perpusnas menegaskan bahwa peran pustakawan telah berevolusi secara signifikan di era digital.
"Pustakawan bukan berperan sekadar sebagai penjaga buku, melainkan juga menjadi fasilitator informasi, mediator pembelajaran, kreator digital, dan agen transformasi sosial yang visioner. Di tengah era digital yang terus mendisrupsi, peran pustakawan tidak boleh tertinggal di belakang," demikian pernyataan resmi Perpusnas.
Pustakawan kini diharapkan mampu memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan layanan, menciptakan inovasi, serta membangun ekosistem literasi yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
"Secara reflektif kita diingatkan akan tanggung jawab besar yang kita emban, yaitu menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar sepanjang hayat, tempat pengetahuan tumbuh, kreativitas dan inovasi berkembang, dan peradaban dibangun. Secara proyektif, peran pustakawan telah berevolusi," lanjut pernyataan tersebut.
Literasi Holistik Butuh Sentuhan Profesional Pustakawan
Literasi masa kini tidak lagi sebatas membaca dan menulis, melainkan mencakup kecakapan hidup yang lebih luas.
Istilah seperti literasi informasi, literasi digital, literasi finansial, literasi sains, literasi numerasi, hingga literasi budaya kini menjadi indikator penting dalam menilai kemajuan suatu bangsa.
"Semua itu membutuhkan sentuhan profesional pustakawan dalam mendesain program layanan perpustakaan, mengkurasi sumber belajar, hingga menjalin kolaborasi lintas sektor," tegas Perpusnas.
Pustakawan juga dinilai memiliki peran vital dalam menjembatani kesenjangan informasi, mendorong partisipasi publik, dan memperkuat nilai-nilai kebangsaan melalui pendekatan literasi yang berakar pada kearifan lokal dan terbuka terhadap perkembangan global.
Perpustakaan didorong hadir sebagai rumah besar literasi, ruang bagi masyarakat untuk terus belajar, berdiskusi, mencipta, dan berinovasi.
"Kami percaya bahwa perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan koleksi bacaan belaka, melainkan justru menjadi tempat membangun inspirasi... karena dalam berbagai pembangunan sumber daya manusia, tingkat literasi selalu menjadi yang paling penting dalam menilai kemajuan suatu bangsa," ujar Perpusnas.
Peringatan Hari Pustakawan Indonesia juga menjadi momentum untuk menegaskan pentingnya peran pustakawan dalam penguatan sumber daya manusia nasional.
"Penetapan Hari Pustakawan Indonesia ini adalah wujud nyata keberpihakan pemerintah terhadap pentingnya penguatan sumber daya manusia melalui peningkatan kecakapan literasi. Hal ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan kapabilitas pustakawan Indonesia agar mampu bersaing di tingkat global."
- Penulis :
- Aditya Yohan