
Pantau - Tim ahli dari Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan verifikasi langsung terhadap sejumlah dapur untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (7/7).
Florencio Mario Viera, tim ahli dari BGN, mengatakan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan dapur MBG di lapangan.
"Hari ini kami meninjau langsung kesiapan dapur-dapur MBG di Lombok Timur", ungkapnya saat meninjau salah satu dapur MBG di Kecamatan Lenek.
Verifikasi dan Sosialisasi MBG di Lombok Timur
Dalam kunjungan tersebut, BGN tidak hanya melakukan verifikasi fisik terhadap dapur, tetapi juga memberikan sosialisasi teknis pelaksanaan MBG kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Florencio mengungkapkan apresiasinya terhadap kesiapan dapur yang sudah dibangun sejak lama dan kini telah memenuhi persyaratan verifikasi.
"Saya cukup terkejut sekaligus bangga karena dapur di sini sudah lama dibangun dan kini telah memenuhi syarat verifikasi", ia mengungkapkan.
Ia menambahkan bahwa semua rekomendasi teknis dari BGN sudah terpenuhi, tinggal melengkapi sarana dapur serta memastikan kesiapan operasional sebelum program ini benar-benar berjalan.
Presiden Prabowo Subianto menargetkan 30 ribu dapur MBG aktif secara nasional pada akhir 2025.
Di Provinsi NTB sendiri, terdapat 678 titik MBG yang diusulkan, dengan 166 titik berada di Lombok Timur.
Florencio optimistis target nasional bisa tercapai dengan dukungan pemerintah daerah.
"Saya yakin dengan dukungan dari bupati, legislatif, HKTI dan masyarakat target ini bisa dicapai. Hambatan terbesar saat ini adalah infrastruktur dan SDM, namun negara sudah siap mendukung anggaran berapa pun demi program ini", ujarnya.
Peran Penting MBG untuk Tekan Stunting dan Kematian Ibu-Bayi
Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, menyampaikan bahwa dapur MBG di wilayahnya sudah disiapkan sejak awal bulan, namun belum beroperasi karena masih menunggu proses verifikasi dari BGN.
"Lombok Timur ini kabupaten paling luas dan paling padat penduduknya di Lombok. Bicara pangan dan potensi, kami sangat siap. Dari sisi pasokan bahan surplus sayur, cabai, hingga telur", tegasnya.
Ia menekankan pentingnya pelaksanaan program MBG dalam menurunkan angka stunting dan menekan angka kematian ibu dan bayi di wilayahnya.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, angka kematian bayi di Lombok Timur tercatat 157 jiwa dan angka kematian ibu sebanyak 24 jiwa.
Namun pada pertengahan 2025, terjadi penurunan signifikan, dengan angka kematian bayi menjadi 69 jiwa dan kematian ibu turun menjadi 8 jiwa.
"Kalau kami punya 100 dapur MBG di Lombok Timur, saya yakin anak-anak dari SD hingga SMA akan tumbuh sehat dan cerdas. Program ini mulia, jangan dengarkan orang yang hanya bisa mencibir", ujar Bupati.
Pemerintah daerah juga telah menyatakan kesiapannya untuk menyediakan tiga lokasi dapur MBG tambahan dengan memanfaatkan fasilitas perusahaan daerah demi mendukung kebutuhan logistik dan bahan pokok program tersebut.
- Penulis :
- Shila Glorya