
Pantau - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan telah mendeteksi sebanyak 184.359 anomali lalu lintas siber yang berkaitan dengan aktivitas judi online selama periode Januari hingga Juni 2025.
Anomali Siber Judi Online Jadi Ancaman Strategis
Kepala BSSN RI, Nugroho Sulistyo Budi, menyampaikan bahwa temuan tersebut merupakan hasil dari pemantauan intensif selama enam bulan terakhir terhadap jaringan komputer dan sistem informasi nasional.
"Berdasarkan hasil monitoring kami selama enam bulan terakhir, terdapat lebih dari 184 ribu anomali trafik yang berkaitan dengan aktivitas judi online," ungkapnya dalam pengukuhan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) se-Provinsi Bangka Belitung di Kabupaten Bangka Tengah, Selasa.
Nugroho menjelaskan bahwa anomali lalu lintas siber tidak semata-mata merupakan persoalan hukum atau moral, namun juga tergolong sebagai ancaman siber strategis yang berpotensi menurunkan kepercayaan publik terhadap sistem digital serta menghambat laju transformasi digital di Indonesia.
Anomali siber tersebut didefinisikan sebagai aktivitas yang tidak biasa atau menyimpang dari pola normal dalam suatu jaringan komputer atau sistem informasi.
Berdasarkan klasifikasi ancaman, BSSN mencatat tiga jenis utama yang paling sering muncul, yaitu malware, miskonfigurasi sistem, dan eksploitasi celah keamanan.
Pentingnya Keamanan dalam Transformasi Digital
BSSN menegaskan bahwa keamanan siber harus menjadi prioritas utama dalam setiap proses transformasi digital nasional.
"Transformasi digital harus berjalan dengan aman dan berkelanjutan," ia mengungkapkan.
Dalam menghadapi ancaman serangan siber, Nugroho menekankan bahwa terdapat tiga aspek krusial yang harus diperkuat: teknologi yang mumpuni, tata kelola yang kredibel, dan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
Menurutnya, teknologi secanggih apa pun tidak akan efektif apabila tidak didukung oleh tata kelola yang kuat serta SDM yang tersertifikasi.
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas dan kematangan Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) agar mampu menjalankan penanganan serta pencegahan serangan siber secara optimal.
"TTIS harus terus diperkuat agar memiliki kompetensi tinggi dalam menghadapi ancaman digital yang terus berkembang," tegas Nugroho dalam penutup pernyataannya.
- Penulis :
- Arian Mesa