
Pantau - Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto mendapat apresiasi dari masyarakat Kabupaten Lebak, Banten, karena membuka peluang pendidikan menengah gratis bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Sekolah Rakyat Bantu Anak Keluarga Miskin Lanjut ke SMA
Junaedi (50), warga Bayah, mengungkapkan rasa syukurnya karena kedua anak kembarnya, Susan dan Susanti, diterima di Sekolah Rakyat setelah sebelumnya dipastikan tidak bisa melanjutkan ke SMA karena keterbatasan biaya.
“Kami merasa bersyukur dan bahagia kedua anak kembar kami, yakni Susan dan Susanti diterima di Sekolah Rakyat,” ungkapnya saat ditemui di Gedung BPMP Rangkasbitung.
Junaedi mengalami stroke ringan dan tidak lagi bekerja, sementara penghasilan keluarga hanya bergantung pada istrinya yang berjualan makanan keliling.
Pendapatan harian yang tidak menentu membuat keluarganya kerap kesulitan memenuhi kebutuhan makan dan membayar kontrakan.
Kedua anaknya akhirnya diterima di Sekolah Rakyat dan diantar oleh kepala desa serta pendamping PKH sejauh 120 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 4 jam.
“Kami bahagia melihat kedua anak kembarnya itu diterima di sekolah menengah itu,” tambahnya.
Memutus Mata Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan Berasrama
Purnama (55), warga Cipanas yang tinggal di kaki Gunung Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), juga merasa bangga karena anak keempatnya, Muhammad Ajiji, bisa melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat.
Awalnya ia berencana menyuruh Ajiji bekerja di kebun karena tidak sanggup membiayai sekolah, namun kedatangan pendamping PKH mengubah nasib keluarganya.
“Kami berharap anaknya itu memiliki pendidikan yang baik dan bisa hidup mandiri,” ujarnya.
Sementara itu, Martini (50), warga Rangkasbitung, tidak menyangka putrinya Aisah diterima di sekolah menengah berasrama secara gratis.
“Kami berterima kasih kepada Pak Prabowo karena anaknya Aisah bisa diterima di Sekolah Rakyat,” ucapnya.
Ketua Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Lebak, Wahyu, menjelaskan bahwa peserta Sekolah Rakyat berasal dari keluarga tidak mampu yang termasuk dalam kategori desil 1 dan 2.
Peserta yang berasal dari 25 kecamatan di Kabupaten Lebak ini diharapkan dapat belajar di lingkungan yang aman dan kondusif.
Kebanyakan siswa merupakan lulusan SMP atau MTs tahun ajaran 2024/2025, namun ada pula yang sempat putus sekolah selama satu hingga dua tahun.
“Kami berharap peserta didik sebanyak 100 orang itu bisa melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat hingga lulus dan bisa memutus mata rantai kemiskinan,” tegas Wahyu.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan