HOME  ⁄  Nasional

Menag: Potensi Wakaf di Indonesia Bisa Lampaui Zakat, Perlu Dikelola Lebih Strategis

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menag: Potensi Wakaf di Indonesia Bisa Lampaui Zakat, Perlu Dikelola Lebih Strategis
Foto: (Sumber: Menteri Agama bersama Ketua Yayasan Amaliah Astra, Selasa (15/07/2025). Foto: Akmalul Iman)

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa potensi wakaf di Indonesia sangat besar dan bahkan berpeluang melampaui potensi zakat dalam kontribusinya terhadap pembangunan sosial dan ekonomi umat.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Menag menerima jajaran Yayasan Amaliah Astra di Kantor Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta.

Menurut Menag, wakaf memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam pengelolaannya dibandingkan zakat, sehingga manfaatnya bisa lebih luas menjangkau masyarakat.

"Potensi wakaf itu melampaui pengumpulan zakat. Kalau zakat itu kan asnaf-nya ditentukan, enggak boleh di luar itu. Kalau wakaf lebih longgar lagi menggunakannya", ungkapnya.

Wakaf Jadi Instrumen Pembangunan Sosial yang Lebih Luas

Menag Nasaruddin memberikan contoh keberhasilan beberapa negara dalam mengelola wakaf, di antaranya Turki, Jordania, dan Kuwait.

Ia menyebut Turki berhasil membangun banyak sekolah dari hasil pengelolaan wakaf yang efektif.

Sementara itu, Jordania dan Kuwait menjadikan wakaf sebagai salah satu instrumen utama dalam pembangunan sosial masyarakat.

"Jordan tahun kemarin mampu mengumpulkan zakat sekitar 20 miliar dinar dan mengumpulkan 600 miliar dinar dari wakaf, 20 banding 600", ia menambahkan.

Meski demikian, Menag tetap menegaskan pentingnya zakat sebagai kewajiban umat Islam, namun menyoroti jumlahnya yang hanya 2,5% dari penghasilan tidak cukup untuk mengelola potensi ekonomi umat secara menyeluruh.

Masjid sebagai Pusat Pembinaan Umat dan Apresiasi untuk Astra

Selain menyoroti potensi wakaf, Menag juga menekankan pentingnya peran strategis masjid dalam memberdayakan umat.

"Ke depan masjid itu harus memerankan dua peran, peran memberikan kesemarakkan dan peran memberikan syiar dalam bentuk penghayatan atau pendalaman makna", ujarnya.

Ia mengapresiasi program-program Yayasan Amaliah Astra yang dinilai berhasil menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat.

Yayasan tersebut tercatat telah mengelola 332 masjid dan musala, menyelenggarakan lomba tahfiz internasional, melatih keterampilan bagi dhuafa, mengembangkan relawan pemandian jenazah, dan meluncurkan aplikasi keuangan masjid yang bersifat terbuka.

"Yang menjadi isu adalah bagaimana masjid memberdayakan umat dan itu sudah dilakukan oleh Astra, bukan lagi kita memberdayakan masjid tapi kita yang diberdayakan oleh masjid", ungkap Menag.

Ketua Yayasan Amaliah Astra, Riza Deliansyah, menyampaikan apresiasinya atas perhatian dan dukungan dari Kementerian Agama.

"Terima kasih Pak, atas segala macam kontribusi yang Pak Menteri lakukan selama ini ke kami", katanya.

Penulis :
Ahmad Yusuf