
Pantau - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Mujiburrahman, menyatakan bahwa keberhasilan Pemerintah Indonesia memperoleh izin membangun Kampung Haji di Makkah merupakan simbol diplomasi bermartabat sekaligus kelanjutan sejarah panjang hubungan Aceh dan Makkah.
“Capaian tersebut bukan hanya simbol keberhasilan diplomasi, tetapi juga cerminan kepemimpinan visioner yang berpihak pada kepentingan umat,” ungkap Prof Mujiburrahman.
Ia menegaskan bahwa pembangunan Kampung Haji menjadi bukti nyata bahwa Indonesia bukan hanya dikenal, tetapi juga dihormati dalam dunia Islam.
Wakaf Habib Bugak dan Warisan Spiritualitas Aceh
Sejarah keterhubungan Aceh dan Makkah telah terjalin sejak lama, salah satunya melalui wakaf produktif Habib Bugak Al Asyi, seorang saudagar Aceh yang menetap di Makkah sejak tahun 1222 Hijriah.
“Bagi masyarakat Aceh, berkhidmat di Tanah Suci bukan hal baru. Sejak abad ke-13 Hijriah, sudah ada putra Aceh, Habib Bugak Al Asyi, yang mewakafkan hartanya untuk membantu jamaah dan pelajar asal Aceh di Makkah. Semangat seperti inilah yang kini dilanjutkan dalam skala nasional lewat Kampung Haji Indonesia,” ujarnya.
Habib Bugak membeli sebidang tanah di kawasan Qusyasyiah, yang kini berada dekat Bab Al Fath antara Marwah dan Masjidil Haram, dan mewakafkannya untuk kepentingan jamaah haji asal Aceh.
Wakaf tersebut masih aktif hingga hari ini dan setiap tahunnya memberikan manfaat konkret, termasuk tambahan uang senilai 1.200 riyal Saudi (sekitar Rp4,5 juta) kepada jamaah asal Aceh.
Properti strategis yang menjadi bagian dari wakaf ini antara lain:
- Hotel Elaf Masyair
- Ramada Hotel di kawasan Ajyad Mushafi (sekitar 250–300 meter dari Masjidil Haram)
- Hotel wakaf di Aziziah dengan kapasitas 750 jamaah
- Lahan dan kantor wakaf di kawasan Aziziah dan Syaikiyah
- Nilai Wakaf dan Relevansi Kampung Haji
Prof Mujiburrahman menekankan bahwa nilai-nilai seperti kedermawanan, keagamaan, dan kemandirian ekonomi telah lama berjalan beriringan dalam tradisi Islam Nusantara.
“Ini contoh konkret bagaimana nilai keagamaan, kedermawanan, dan kemandirian ekonomi bisa berjalan seiring. Wakaf Habib Bugak membuktikan bahwa investasi spiritual umat bisa melahirkan manfaat lintas generasi,” ujarnya.
Menurutnya, pembangunan Kampung Haji Indonesia bukan hanya menjawab kebutuhan logistik jamaah, tetapi juga menghidupkan kembali semangat pelayanan dan solidaritas umat dalam konteks yang lebih luas dan modern.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf