
Pantau - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 13 Kabupaten Banyumas menyelenggarakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan pendekatan edukatif, kreatif, dan menyenangkan sejak 14 Juli 2025, untuk menyambut siswa baru dari latar keluarga kurang mampu.
Fokus pada Kenyamanan dan Pembentukan Karakter
Kepala SRMP 13, Siti Isbandiyah, menyatakan bahwa kegiatan MPLS dirancang untuk menumbuhkan rasa nyaman dan kebersamaan para siswa, terutama dalam menghadapi pembelajaran dan kehidupan berasrama.
“Prinsip kami adalah bagaimana anak-anak merasa senang dan betah terlebih dahulu. Kami isi dengan materi-materi ringan, permainan edukatif berkelompok, diskusi, dan outing class agar mereka akrab dengan teman serta bisa melupakan rasa rindu pada keluarga,” ungkapnya.
Materi MPLS mencakup pengenalan lingkungan sekolah dan asrama, pembiasaan ibadah, tata tertib, serta penguatan karakter melalui kegiatan kebersamaan.
Hasilnya, terlihat peningkatan dalam kepatuhan siswa terhadap pelaksanaan shalat lima waktu secara berjamaah.
“Alhamdulillah, kami amati ada perbaikan, terutama dalam hal ibadah. Di awal masih banyak yang belum terbiasa shalat lima waktu, kebetulan seluruhnya beragama Islam, tetapi kini mereka terbimbing setiap waktu shalat ke mushala bersama,” jelas Siti.
Gabungkan Pembelajaran Kontekstual dan Kegiatan Rekreatif
SRMP 13 juga memberikan ruang bagi aktivitas fisik seperti bulu tangkis, bola voli, dan sepak bola sebagai bagian dari pendekatan menyeluruh terhadap pembinaan siswa.
Ke depan, pihak sekolah telah menyiapkan kegiatan keterampilan dan kreativitas, seperti festival layang-layang dan kelas memasak.
“Anak-anak juga belajar fisika dan matematika saat membuat layang-layang, atau mengenal takaran dalam memasak donat. Belajar sambil bermain, sesuai usia mereka,” ujar Siti.
Dalam kegiatan luar kelas, siswa diajak mengunjungi destinasi wisata edukatif Small World di Desa Ketenger, Baturraden, untuk mengenal miniatur bangunan ikonik dunia.
Dalam kunjungan tersebut, guru Ilmu Pengetahuan Sosial memberikan penjelasan geografis sebagai bagian dari integrasi pembelajaran dan rekreasi.
Siti juga meminta para guru untuk menghindari metode pembelajaran yang membosankan.
“Saya sudah wanti-wanti guru agar jangan membuat pembelajaran yang membosankan. Cari ide-ide baru, dan sesuaikan dengan usia mereka. Kami ingin menyiapkan anak-anak ini agar memiliki keterampilan untuk masa depan, termasuk kemampuan komunikasi, presentasi, dan kolaborasi,” tegasnya.
Siti mengapresiasi kerja keras guru, wali asrama, dan pendamping yang mendampingi siswa dengan penuh semangat.
“Kami tahu anak-anak ini datang dari latar yang kompleks, tetapi kami punya semangat dan komitmen. Ini amanah yang harus kami jaga,” tutupnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf