
Pantau - Universitas Andalas (UNAND), Sumatera Barat, mengerahkan sebanyak 500 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk membantu pemulihan di sejumlah titik terdampak bencana banjir di Kota Padang.
Para mahasiswa tersebut diturunkan sebagai bagian dari program KKN bertemakan kebencanaan, sebagai wujud respons langsung kampus terhadap bencana yang melanda wilayah Sumatera Barat.
Mahasiswa Turun ke Lapangan Bersihkan Rumah dan Fasilitas Umum
Para mahasiswa berasal dari berbagai fakultas dan didampingi oleh jajaran rektor serta dosen UNAND.
Mereka membawa perlengkapan seperti sekop, gerobak, sapu, dan alat kebersihan lainnya untuk membantu membersihkan rumah warga dan fasilitas umum yang masih dipenuhi lumpur dan material akibat banjir serta longsor.
"UNAND mengerahkan mahasiswa lewat KKN bertemakan kebencanaan sebagai bentuk respons perguruan tinggi untuk membantu masyarakat yang terdampak", ungkap pihak kampus.
Rektor UNAND, Efa Yonnedi, juga menginstruksikan agar mahasiswa KKN tidak hanya fokus pada pembersihan fisik, tetapi juga memetakan dampak ekonomi di masyarakat.
Ia mengungkapkan, "Pemulihan perekonomian masyarakat penting agar pemangku kepentingan bisa menindaklanjuti bantuan yang akan disalurkan."
Fokus Trauma Healing untuk Anak-anak dan Pendampingan Jangka Panjang
Selain pembersihan, UNAND juga menjalankan program trauma healing bagi anak-anak penyintas banjir yang mengalami tekanan psikologis.
Pendampingan psikologis ini dilakukan oleh tim khusus dan dijadwalkan berlangsung selama tiga bulan ke depan.
"Penanganan dan pendampingan psikologis ini harus berkelanjutan dan paling tidak membutuhkan waktu tiga bulan ke depan", tegas salah satu pendamping kegiatan.
Upaya ini dinilai krusial agar kondisi mental anak-anak dapat kembali stabil setelah mengalami langsung bencana yang menimbulkan kerusakan besar di wilayah mereka.
Data Kerusakan dan Korban: Dampak Bencana Hidrometeorologi di Sumbar
Berdasarkan data dari Dashboard Satu Data Bencana Pemerintah Provinsi Sumbar per Sabtu, 6 Januari 2025, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi mencapai 226 jiwa.
Sebanyak 28 korban belum teridentifikasi dan 213 orang masih dalam pencarian.
Jumlah warga yang mengalami luka-luka tercatat sebanyak 112 orang, sementara 22.355 warga lainnya terpaksa mengungsi.
Kerusakan fisik akibat bencana ini mencakup 3.332 rumah rusak ringan, 990 rumah rusak sedang, dan 1.759 rumah rusak berat.
Total 35.792 rumah dilaporkan terendam banjir, dan sebanyak 1.028 rumah hilang atau hanyut.
Bencana ini melanda 16 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, mencakup 50 kecamatan, dengan estimasi kerugian mencapai Rp1.707.628.681.505.
- Penulis :
- Shila Glorya





