
Pantau - Kementerian Pariwisata menyatakan proses evakuasi pendaki asal Swiss yang mengalami kecelakaan saat menuruni Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, berjalan aman dan cepat berkat kolaborasi efektif lintas sektor dan kondisi cuaca yang mendukung.
"Kita bersyukur kali ini cuaca mendukung dan lokasi kejadian dekat dengan area terbuka yang mudah untuk didarati helikopter, sehingga korban dapat dievakuasi dengan cepat," ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto.
Korban berinisial BE memulai pendakian dari jalur Sembalun pada Selasa (15/7) dan terjatuh keesokan harinya saat menuruni jalur menuju Danau Segara Anak usai mencapai puncak (summit).
Saat ditemukan, korban mengalami patah kaki dan luka di kepala, namun dalam kondisi selamat.
Helikopter Evakuasi Korban ke Bali, Penanganan Medis Berjalan Lancar
Setelah laporan kecelakaan masuk pada pukul 11.25 WITA, tim gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Edelweis Medical Help Center (EMHC), Rinjani Squad, BASARNAS, Polisi Kehutanan, dan relawan segera bergerak menuju lokasi kejadian.
Koordinasi juga dilakukan dengan Kantor SAR Mataram dan Bali Air, menindaklanjuti permintaan evakuasi udara yang diajukan melalui asuransi pribadi korban.
Pada pukul 16.58 WITA, helikopter berhasil mendarat dan mengevakuasi korban ke BIMC Hospital Kuta, Bali.
Diagnosis awal menunjukkan korban mengalami patah tulang paha dan lengan serta pendarahan di sekitar mata, dan telah mendapat penanganan medis lanjutan.
"Kementerian Pariwisata mengapresiasi pihak-pihak terkait yang telah menangani dengan gesit melalui kolaborasi lintas sektor dalam penanganan insiden ini," tambah Hariyanto.
Keselamatan Jadi Fondasi Utama Pariwisata Berkelanjutan
Hariyanto menegaskan pentingnya menjadikan keselamatan sebagai pondasi utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
"Keselamatan bukan hanya menjadi nilai tambah, melainkan pondasi utama yang harus diperhatikan dalam setiap kegiatan wisata. Tanpa jaminan keselamatan yang memadai, potensi pariwisata kita, sekaya apapun itu, tidak akan dapat berkembang secara optimal dan berkelanjutan," ujarnya.
Sebagai bagian dari langkah preventif, Kemenpar telah menyusun program keselamatan wisata yang komprehensif, mencakup peningkatan standar keamanan destinasi, edukasi kepada wisatawan dan pelaku usaha, serta penguatan koordinasi lintas sektor dalam penanganan insiden.
- Penulis :
- Aditya Yohan