Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Jabar Siapkan 200 Psikolog untuk Sekolah: Antisipasi Kenakalan dan Gangguan Mental Remaja

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Gubernur Jabar Siapkan 200 Psikolog untuk Sekolah: Antisipasi Kenakalan dan Gangguan Mental Remaja
Foto: Arsip - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Gedung DPRD Jabar, Bandung (sumber: ANTARA/Ricky Prayoga)

Pantau - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengumumkan rencana penempatan psikolog di setiap sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di wilayahnya untuk mengantisipasi kenakalan remaja dan gangguan mental seperti depresi yang berpotensi berujung pada kejadian tragis.

Langkah ini diambil menyusul peristiwa bunuh diri seorang siswa kelas X SMAN 6 Garut pada Senin, 14 Juli 2025, yang ramai diperbincangkan di media sosial dan diduga akibat perundungan di lingkungan sekolah.

Evaluasi Menyeluruh dan Keterlibatan Psikolog

Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinannya atas berbagai persoalan psikologis dan moral yang dihadapi siswa di Jawa Barat, seperti kekerasan, perundungan, dan persoalan seksual.

"Saya khawatir peristiwa-peristiwa seperti ini juga terjadi di SMA lain. Maka, kami sedang menyiapkan evaluasi menyeluruh. Salah satunya mendatangkan psikolog ke sekolah-sekolah," ungkapnya.

Menurut Dedi, permasalahan generasi muda saat ini sangat kompleks dan tak bisa ditangani hanya oleh guru bimbingan konseling (BK).

"Ada aspek yang bersifat kompleks. Sehingga investigasinya perlu melibatkan psikolog agar kita mengetahui masalah itu secara terbuka. Supaya tidak menjadi problem di kemudian hari," ia mengungkapkan.

Dedi menjelaskan bahwa penyebab degradasi moral generasi muda antara lain derasnya arus informasi digital, kurangnya aktivitas fisik, serta disrupsi zaman modern lainnya.

Faktor Lingkungan dan Tekanan Media Sosial

Ia juga menyoroti faktor lingkungan yang memengaruhi tumbuh kembang anak-anak masa kini, seperti kebiasaan bermain gawai, konsumsi makanan instan, dan keterbatasan ruang interaksi dengan orang tua.

"Jadi yang disebut hari ini kalau dulu terpapar radikalisme. Hari ini ancaman terpapar itu adalah virus yang dikembangkan melalui jaringan-jaringan. Kemudian menjadi tontonan dan itu memengaruhi, termasuk tawuran, pelecehan seksual, dan lain-lain," jelasnya.

Sebagai upaya konkret, Dedi telah menyiapkan sekitar 200 psikolog untuk ditugaskan ke sekolah-sekolah di Jawa Barat.

"Saya sudah siapkan 200 psikolog untuk ditugaskan. Guru BK tidak cukup karena mereka bukan dilatih sebagai psikolog. Saya akan mengajak pula Bupati/Wali Kota. Hari ini menurut saya sudah semestinya di setiap sekolah ada psikolog, terutama SMA dan SMP karena tak mungkin lagi Guru BK, karena problemnya sudah akut," tegasnya.

Ia juga mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk mendukung program ini agar implementasinya merata di seluruh daerah.

Penanganan Kasus Bunuh Diri di Garut

Kasus siswa yang meninggal dunia di Garut menjadi latar belakang utama kebijakan ini.

Korban ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri di rumahnya.

Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian dan memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik.

Hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa penyebab kematian adalah bunuh diri.

Kasus tersebut menjadi perhatian publik setelah ramai dibagikan di media sosial, diduga kuat berkaitan dengan pengalaman korban yang mengalami perundungan.

Penulis :
Arian Mesa