
Pantau - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa demokrasi Indonesia tidak seharusnya dijalankan dengan saling mencaci, mencari kesalahan, atau gontok-gontokan, melainkan dengan semangat kerukunan dan penghormatan terhadap perbedaan.
Demokrasi Santun dan Persatuan Bangsa
Dalam pidatonya di penutupan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Presiden Prabowo menekankan bahwa demokrasi Indonesia harus dijalankan secara santun, sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa.
"Demokrasi Indonesia yang sebenarnya bukan demokrasi gontok-gontokan, bukan demokrasi caci-maki, bukan demokrasi mencari-cari kesalahan, mencari-cari kelemahan, (melainkan) kita mikul dhuwur mendem jero. Saudara-saudara itu demokrasi Indonesia," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa pepatah Jawa tersebut mengajarkan pentingnya menghormati pendahulu dan tidak mengumbar kesalahan masa lalu.
Presiden juga menekankan bahwa tujuan utama demokrasi adalah menjaga persatuan bangsa, sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
"Kita Bhinneka Tunggal Ika, kita beberapa berbeda, tetapi kita bersatu dalam cinta tanah air. Kita kompetisi baik, boleh dan harus, kompetisi kita, (tetapi tetap) bersatu mengabdi kepada bangsa dan rakyat Indonesia," jelasnya.
Apresiasi untuk PSI dan Harapan Tradisi Demokrasi Baru
Prabowo memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan Kongres PSI yang dinilai berlangsung demokratis dan rukun.
"Saya ucapkan selamat atas Kongres yang dilaksanakan dengan baik, tertib. Sangat senang saya melihat terobosan-terobosan saudara, keberanian saudara-saudara untuk inovasi, dan ujungnya bahwa saudara tetap rukun dalam partai saudara," katanya.
Ia membandingkan suasana kongres PSI dengan kongres partai lain yang kerap berujung ricuh, bahkan sampai ada yang naik meja dan melempar kursi.
"Alhamdulillah, saudara-saudara, kita mulailah, kita bikin tradisi demokrasi Indonesia yang baru," tegasnya.
Menurut Prabowo, kerukunan adalah kunci keberhasilan bangsa dan negara, serta kerja sama harus terus dijaga, bahkan setelah kompetisi politik.
Ia mencontohkan hubungan harmonis antara dirinya dan Presiden Jokowi.
"Siapa yang menang, ajak yang lain. Pak Jokowi menang ajak saya, dan saya buktikan koalisi yang saya pimpin sekarang terdiri dari partai-partai yang juga pernah dalam pertandingan melawan saya, tidak ada masalah. Sesudah itu, kita gabung kembali, karena dorongan kita hanya untuk bangsa dan rakyat, hanya untuk kepentingan rakyat," ujar Prabowo.
Pada Kongres tersebut, Kaesang Pangarep kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum PSI.
PSI juga meluncurkan semboyan baru sebagai "Partai Super Terbuka (Tbk.)" dan mengganti logo partai dari bunga mawar menjadi gajah.
Acara ini dihadiri oleh mayoritas ketua umum partai politik, khususnya dari partai-partai pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Presiden Joko Widodo juga hadir dan menyampaikan dukungannya kepada PSI untuk meraih kursi di parlemen pada Pemilu 2029.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti