billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mensos Gus Ipul Perpanjang MPLS di Sekolah Rakyat Jadi Dua Pekan, Fokuskan pada Pendekatan Kemanusiaan dan Kualitas Layanan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Mensos Gus Ipul Perpanjang MPLS di Sekolah Rakyat Jadi Dua Pekan, Fokuskan pada Pendekatan Kemanusiaan dan Kualitas Layanan
Foto: (Sumber: Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf saat meninjau pelaksanaan SR di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (22/7/2025). ANTARA/HO-Wildan.)

Pantau - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat (SR) diperpanjang menjadi dua pekan sebagai bentuk pendekatan kemanusiaan bagi siswa yang membutuhkan waktu lebih dalam beradaptasi.

"Anak-anak butuh waktu lebih untuk beradaptasi. Karena itu, MPLS di Sekolah Rakyat tidak hanya seminggu seperti di sekolah umum. Ini bagian dari pendekatan kemanusiaan," ungkap Gus Ipul saat meninjau pelaksanaan Sekolah Rakyat di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa, 22 Juli 2025.

Adaptasi Anak Jadi Prioritas, Pembelajaran Awal Fokus pada Minat dan Bakat

Sekolah Rakyat yang mulai berjalan sejak 14 Juli 2025 dinilai telah sesuai rencana secara umum, meskipun masih terdapat beberapa aspek yang perlu disempurnakan.

"Saya sudah melihat hal-hal yang sesuai rencana secara umum. Tapi memang masih ada yang perlu perbaikan. Kami terus berupaya memenuhi kekurangan itu," jelasnya.

Kementerian Sosial tengah melengkapi kebutuhan tenaga pendidik dan penunjang, termasuk wali asrama, wali asuh, cleaning service, dan petugas keamanan.

Infrastruktur dasar seperti air bersih dan listrik juga terus dibenahi untuk menunjang kenyamanan belajar siswa.

"Tenaga guru dan kepala sekolah sudah cukup. Tapi untuk tenaga pendidik pendamping seperti wali asuh, kami masih butuh tambahan. Misalnya, dari kebutuhan sembilan wali asuh, baru ada enam. Itu akan kami tutupi dengan SDM Kemensos dan kerja sama dengan pemda," terang Gus Ipul.

Target 100 Sekolah Rakyat secara Nasional hingga Akhir Juli

MPLS di Sekolah Rakyat berbeda dari sekolah umum karena tidak melibatkan tes akademik.

Sebaliknya, tahap awal pembelajaran difokuskan pada pemetaan minat dan bakat (talent mapping) serta program matrikulasi untuk mempersiapkan siswa secara holistik.

Meski belum sepenuhnya sempurna, siswa Sekolah Rakyat sudah mulai merasa nyaman dan menikmati proses belajar.

"Mereka bilang makanannya enak, guru dan kepala sekolahnya baik, dan lingkungannya nyaman. Itu artinya kita berada di jalur yang benar," ujar Gus Ipul.

Kemensos menargetkan hingga akhir Juli 2025 akan ada 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi secara nasional.

Di Jawa Timur, jumlah Sekolah Rakyat ditargetkan bertambah menjadi 19 lembaga pada tahun ajaran 2025/2026.

" Kami ingin pastikan tidak hanya kuantitas yang meningkat, tapi juga kualitas layanan. Ini adalah bentuk tanggung jawab kita untuk memberi ruang tumbuh yang adil bagi semua anak bangsa," tutupnya.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti