billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wapres Gibran Ungkap Target Presiden Prabowo Produksi Biodiesel B50 sebagai Langkah Nyata Transisi Energi

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Wapres Gibran Ungkap Target Presiden Prabowo Produksi Biodiesel B50 sebagai Langkah Nyata Transisi Energi
Foto: Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka berbicara dalam acara Green Impact Festival di Jakarta (sumber: ANTARA/Mentari Dwi Gayati)

Pantau - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia segera memproduksi Biodiesel 50 (B50), yaitu bahan bakar campuran 50 persen solar fosil dan 50 persen bahan bakar berbasis minyak sawit.

Gibran menyatakan bahwa B50 merupakan bagian dari program nasional percepatan transisi energi menuju sumber energi hijau dan rendah emisi.

"Ini kalau sekarang kita sudah punya B35, B40, ke depan Pak Presiden menargetkan B50. Jadi, nanti (ada juga) untuk bioavtur, bioetanol, biodiel, banyak dan potensi bioenergi kita besar sekali, ini mencapai 57 GigaWatt, dan kalau yang namanya sawit, rumput laut, kita termasuk yang terbesar di dunia," ungkapnya.

Pernyataan itu disampaikan Gibran saat memberikan pidato dalam acara Green Impact Festival yang digelar di Jakarta pada Kamis, 24 Juli 2025.

Dukungan terhadap Energi Terbarukan dan Kendaraan Listrik

Dalam kesempatan tersebut, Gibran juga menjelaskan berbagai program pemerintah dalam mendukung transisi energi, termasuk pengembangan kendaraan listrik dan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).

"Saat ini sudah ada Satgas Percepatan Pengelolaan Sampah. Nanti di 12 kota, ada yang namanya pembangkit listrik tenaga sampah. Ada dua percontohan di Surabaya dan di Solo. Nah, itu sudah saya cicil pada waktu saya masih Wali Kota. Ini yang di Surabaya 12 MegaWatt, yang di Solo 8 MegaWatt. Ini sudah selesai waktu saya masih wali kota, dan ya Insyaallah di 12 kota nanti bisa segera meniru dua kota ini," ia mengungkapkan.

Menurut Gibran, upaya ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam mengantisipasi dampak nyata krisis iklim global.

Krisis Iklim Jadi Alasan Utama Transisi Energi

Gibran menegaskan bahwa krisis iklim adalah ancaman nyata yang dihadapi seluruh dunia, termasuk Indonesia.

“Saya yakin teman-teman di sini sudah tahu, banyak negara, negara-negara besar di dunia yang saat ini terdampak perubahan iklim karena pemanasan global,” ujarnya.

Ia menyebut dampak seperti kekeringan ekstrem, banjir, kenaikan permukaan laut, hingga ancaman gagal panen telah menjadi tantangan yang harus segera dihadapi.

“Tantangannya sudah ada di depan mata dan kita harus segera bertindak,” tegas Gibran.

Penulis :
Shila Glorya
Editor :
Tria Dianti

Terpopuler