Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BMKG Temukan 9 Titik Panas di Sumatera Utara, Warga Diimbau Waspadai Potensi Karhutla

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

BMKG Temukan 9 Titik Panas di Sumatera Utara, Warga Diimbau Waspadai Potensi Karhutla
Foto: Prakirawan Balai BMKG wilayah I Christinmori (sumber: BMKG)

Pantau - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I melaporkan adanya sembilan titik panas (hotspot) yang terdeteksi di wilayah Sumatera Utara pada Jumat, 25 Juli 2025.

Prakirawan Balai BMKG Wilayah I, Christinmori, mengungkapkan bahwa "Titik panas tersebut terpantau berdasarkan pantauan sensor medis yakni Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20", ungkapnya saat dikonfirmasi di Medan.

Sembilan titik panas tersebut tersebar di beberapa wilayah yaitu satu titik di Medan, dua titik di Padang Lawas Utara, tiga titik di Padang Lawas, satu titik di Labuhanbatu, serta dua titik di Labuhanbatu Selatan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan saat pembersihan sebagai langkah pencegahan terhadap risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Prakiraan Cuaca Sumatera Utara pada 26 Juli 2025

BMKG juga menyampaikan prakiraan cuaca di Sumatera Utara untuk Sabtu, 26 Juli 2025.

Pada pagi hari, sebagian besar wilayah diperkirakan berawan, dengan potensi hujan ringan di Labuhanbatu Utara, Mandailing Natal, dan sekitarnya.

Siang hari, kondisi cuaca tetap berawan dengan peluang hujan ringan di Mandailing Natal dan Padang Lawas.

Pada malam hari, hujan ringan diprakirakan turun di wilayah Langkat dan Deli Serdang.

Sementara pada dini hari, hujan ringan berpotensi terjadi di Labuhanbatu, Nias Selatan, dan sekitarnya.

Suhu udara berkisar antara 15 hingga 35 derajat Celcius, dengan kelembaban antara 69 hingga 99 persen.

Angin bertiup dari arah selatan ke timur laut dengan kecepatan 4 hingga 8 kilometer per jam.

Imbauan dan Langkah Mitigasi

Dengan meningkatnya potensi titik panas, BMKG menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan, terutama dengan tidak membakar lahan.

Langkah mitigasi dini diharapkan mampu menekan risiko karhutla yang kerap terjadi di musim kering.

Penulis :
Shila Glorya