Tampilan mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Merck Dorong Perawatan Kesuburan yang Empatik dan Inklusif untuk Dukung Rasio Populasi Sehat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Merck Dorong Perawatan Kesuburan yang Empatik dan Inklusif untuk Dukung Rasio Populasi Sehat
Foto: (Sumber: Merck perkuat masa depan fertilitas mendorong akses perawatan, solusi keterjangkauan, dan pendekatan berbasis pasien. ANTARA/HO-Merck)

Pantau - Merck memperkuat komitmennya dalam memperluas akses perawatan kesuburan di Indonesia dengan pendekatan berbasis sains dan empati terhadap pasien, guna menjaga rasio populasi sehat yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Perusahaan farmasi global ini tidak hanya fokus pada pengobatan berbasis teknologi Assisted Reproductive Technology (ART), tetapi juga mengedepankan pendekatan yang berpusat pada pasien dalam program In Vitro Fertilization (IVF).

"Merck percaya bahwa perawatan kesuburan (fertilitas) di Indonesia merupakan solusi efektif dalam menjaga tingkat rasio populasi yang sehat agar bisa mendorong perekonomian menjadi lebih baik," ungkap pihak Merck.

Merck juga menyediakan berbagai alat bantu komunikasi yang dirancang untuk membantu tenaga medis dalam menjelaskan prosedur IVF secara lebih jelas dan mudah dipahami oleh pasien.

Komitmen Kolaboratif dari Praktisi dan Organisasi Profesional

Ketua Perhimpunan Fertilitas In Vitro Indonesia (PERFITRI), Prof Dr dr Hendy Hendarto SpOG Subsp FER, menekankan pentingnya perubahan paradigma layanan fertilitas menjadi lebih manusiawi.

"Bukan hanya soal hasil klinis, tapi bagaimana dokter membangun komunikasi yang empatik dan transparan dengan pasien. Hal ini karena keberhasilan dalam IVF tidak semata ditentukan oleh teknologi, tapi oleh rasa percaya, kenyamanan, dan dukungan emosional selama prosesnya," ia mengungkapkan.

Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof Dr dr Budi Wiweko SpOG Subsp FER MPH FRANZCOG (Hons) FICRM, turut menyoroti kualitas layanan bayi tabung di Indonesia yang telah setara dengan standar global.

"Para dokter dan klinik di Indonesia sudah membuktikan kredibilitas tinggi mereka dalam menyediakan layanan ART yang berkualitas dan sesuai dengan standar global. Kini, tantangan yang harus kita hadapi adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan ini, agar semakin banyak pasangan yang merasakan manfaat dan kesempatan untuk mewujudkan impian memiliki buah hati," ujarnya.

Perluasan Akses dan Dukungan Finansial

Untuk menjembatani tantangan biaya, Merck juga menggandeng pemangku kepentingan nasional dan penyedia asuransi swasta guna mendorong inklusi asuransi dalam perawatan fertilitas.

Langkah ini bertujuan agar lebih banyak pasangan bisa mendapatkan akses ke layanan kesuburan tanpa terbebani secara finansial, sekaligus memperluas program fertilitas yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Pendiri komunitas Endometriosis Indonesia, Wenny Aurelia, menyambut baik inisiatif tersebut dan berharap peningkatan edukasi kepada pasien IVF dapat terus dilakukan.

Ia menyatakan bahwa pendekatan yang transparan dan edukatif mampu mengurangi stres, ketakutan akan kegagalan, serta kebingungan yang kerap dialami pasien selama menjalani program.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 10-15 persen pasangan di Indonesia mengalami masalah infertilitas.

Data World Population Prospects juga menunjukkan bahwa Total Fertility Rate (TFR) Indonesia menurun dari 3,10 pada tahun 1990 menjadi 2,15 pada tahun sebelumnya, atau mengalami penurunan kumulatif sebesar 30,64 persen selama 1990–2022.

Penulis :
Ahmad Yusuf