Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

FGD Kerukunan di Bengkayang: Penyuluh Agama dan Tokoh Masyarakat Didorong Jadi Garda Depan Toleransi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

FGD Kerukunan di Bengkayang: Penyuluh Agama dan Tokoh Masyarakat Didorong Jadi Garda Depan Toleransi
Foto: (Sumber: Focus Group Discussion (FGD) terkait dengan antisipasi isu intoleransi beragama di Bengkayang, Jumat (1/8/2025. (ANTARA/Narwati))

Pantau - Pemerintah Kabupaten Bengkayang melalui Kantor Kementerian Agama menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Jumat, 1 Agustus 2025, dengan tujuan memperkuat ukhuwah, persaudaraan, dan toleransi antarumat beragama di wilayah perbatasan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh agama, pimpinan pondok pesantren, dan penyuluh agama, untuk menyatukan visi dalam menjaga stabilitas sosial dan kerukunan antarumat beragama.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bengkayang, H. Damsir menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan kolaborasi strategis antara pemerintah dan tokoh agama.

"Penyuluh agama adalah garda terdepan dalam menjaga stabilitas sosial keagamaan di masyarakat. FGD ini menjadi sarana strategis untuk menyatukan visi menjaga kerukunan, serta meneguhkan sikap toleransi di tengah dinamika kehidupan berbangsa", ungkapnya.

Antisipasi Konflik dan Respons Terhadap Isu Keagamaan

H. Damsir mengajak seluruh elemen keagamaan untuk proaktif mendeteksi potensi gesekan di masyarakat dan mengedepankan dialog serta musyawarah sebagai cara penyelesaian konflik.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bengkayang, H. Ramli Umar mengimbau masyarakat agar tidak bertindak sendiri dalam menyikapi isu keagamaan yang muncul di tengah masyarakat.

Ia menegaskan pentingnya menyerahkan penanganan isu-isu tersebut kepada aparat atau lembaga berwenang guna menghindari konflik horizontal.

Ramli juga menyoroti perlunya kewaspadaan terhadap ajaran menyimpang yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Ia menyebutkan bahwa "MUI pusat telah mengeluarkan lebih dari 300 fatwa terkait kelompok menyimpang di Indonesia", ia mengungkapkan.

Terkait isu kelompok keagamaan yang sedang viral di wilayah Kubu Raya, Ramli menyampaikan bahwa MUI Bengkayang telah berkoordinasi dengan MUI Kalimantan Barat dan menyerahkan penanganan kasus tersebut kepada MUI pusat.

FKUB Tegaskan Nilai Toleransi sebagai Fondasi Persatuan

Perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bengkayang, HB. Sudjoko, menekankan bahwa perbedaan dan toleransi adalah kekuatan utama bangsa Indonesia yang harus dijaga bersama.

Ia mengatakan, "Provinsi Kalbar khususnya Kota Singkawang yang berbatasan langsung dengan Bengkayang, dikenal sebagai salah satu wilayah paling toleran di Indonesia. Ini harus kita jadikan contoh dan terus kita pertahankan", ungkapnya.

Sudjoko juga mengingatkan pentingnya menjaga komunikasi lintas agama dan budaya demi menciptakan suasana yang aman, damai, dan harmonis.

Ia mengapresiasi langkah cepat pemerintah dan aparat kepolisian dalam menangani insiden intoleransi di Kubu Raya agar tidak berkembang menjadi konflik sosial yang lebih luas.

Penulis :
Aditya Yohan