
Pantau - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean, menyatakan bahwa semakin banyak negara pemasok gandum akan membuat harga komoditas tersebut lebih kompetitif dan mendorong peningkatan kualitas.
"Kita kan butuh banyak gandum sebenarnya. Jadi semakin banyak negara pemasok gandum di kita, itu akan membuat, pertama, harganya akan kompetitif. Lalu kedua, kualitasnya juga, kalau semakin banyak, maka semakin bersaing. Jadi kepentingan kita sangat banyak di situ", ungkap Sahat.
Ia menekankan bahwa diversifikasi negara asal gandum menjadi strategi penting dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga di dalam negeri.
Pemeriksaan Preborder Jadi Syarat Utama
Sahat juga menekankan pentingnya implementasi konsep preborder bagi setiap negara yang ingin mengekspor gandum ke Indonesia.
Konsep preborder adalah pelaksanaan seluruh tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan di negara asal sebelum barang dikirim ke Indonesia.
"Saya ingin semua tindakan karantina itu selesai di negara tersebut. Ini jadi kekuatan kita. Untuk negara-negara lain juga begitu, seperti Kanada, Amerika, dan mana-mana juga begitu kita tawarkan. Jadi semuanya bargaining, aktivitas itu ada di negara asal", jelasnya.
Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang masuk ke pasar Indonesia sudah bebas dari penyakit dan risiko kontaminasi sejak dari titik awal pengiriman.
Barantin bersama Kementerian Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia (DAFF) juga telah membahas kerja sama pembukaan akses pasar untuk komoditas pangan.
Pihak Indonesia menaruh perhatian khusus terhadap gandum asal Australia, sementara Australia menunjukkan minat pada komoditas buah-buahan dari Indonesia, seperti manggis dan nanas.
"Kita pastikan yang masuk ke Indonesia itu adalah gandum-gandum yang bebas penyakit. Bebas penyakit, itu yang tadi concern kita", tegas Sahat.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf