
Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan momentum penuh berkah karena bertepatan dengan hari Jumat dan bulan suci Ramadhan.
Ia menegaskan bahwa faktor waktu tersebut memiliki nilai spiritual yang kuat dalam sejarah bangsa Indonesia.
"17 Agustus 1945 bertepatan dengan Hari Jumat. Pada waktu itu 1364 Hijriah, ini ada sejarahnya, buru-buru dideklarasikan naskah proklamasi itu karena takut nanti terlambat bertepatan dengan shalat Jumat. Belakangan baru disempurnakan dan diterjemahkan dalam narasi yang lebih panjang," ungkapnya.
Doa dan Kerukunan Jadi Kekuatan Melawan Penjajah
Menag Nasaruddin menilai bahwa kerukunan antarumat beragama saat proklamasi menjadi kekuatan spiritual yang menopang perjuangan dua proklamator, Soekarno dan Mohammad Hatta.
Ia menyebut bahwa kemenangan bangsa Indonesia atas penjajah tidak lepas dari kekuatan spiritual yang dimiliki oleh seluruh rakyat.
"Bagaimana mungkin negara Indonesia dengan bambu runcing dan ketapel bisa melawan jet tempur senjata sekutu dan tank-tank raksasa seperti itu? Tentu berkat dzikir dan doa seluruh umat agama," ujarnya.
Menurutnya, doa adalah senjata yang sangat kuat dalam ajaran Islam dan menjadi kunci dalam perjuangan bangsa.
"Jangan memandang enteng doa karena kita semua percaya ada Tuhan. Tidak ada kekuatan apapun yang bisa menandingi kekuatan Tuhan yang Maha Esa. Alhamdulillah, hari ini, kita memperingati 80 tahun, ternyata terbukti apa yang ditancapkan dua proklamator ini benar-benar menjadi abadi," tegasnya.
Kemerdekaan Harus Diisi dengan Perjuangan Bebaskan Rakyat dari Kemiskinan
Menag juga menyoroti tantangan ke depan bagi bangsa Indonesia, yaitu bagaimana mengisi kemerdekaan secara holistik.
Ia mengingatkan pentingnya membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan kelaparan, terutama anak-anak.
"Kita sering mendengarkan pernyataan Presiden Prabowo di berbagai macam kesempatan, yakni wujud kemerdekaan itu holistik, tidak bisa disebut kemerdekaan total kalau masih ada orang-orang kelaparan, utamanya anak-anak kecil yang membutuhkan gizi sehat," tambahnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan