
Pantau - Program promosi budaya bertajuk “Cultural Diversity of Eastern Parahyangan: Heritage for Tomorrow” resmi ditutup di Bandung pada Sabtu, 2 Agustus 2025, setelah mengangkat kekayaan budaya wilayah Parahyangan Timur sebagai aset strategis masa depan.
Wilayah Parahyangan Timur mencakup Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Pangandaran, yang dikenal sebagai kawasan living heritage Indonesia.
Kegiatan ini digagas oleh Direktorat Jenderal Promosi Diplomasi dan Kerja Sama Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, dan melibatkan lebih dari 20 jurnalis dan pelaku media dari China, Vietnam, Singapura, serta berbagai daerah di Indonesia.
Rangkaian kunjungan dimulai dari Garut, kemudian ke Tasikmalaya, Kampung Naga, Ciamis, Pangandaran, dan berakhir di Bandung.
"Setiap daerah punya potensi luar biasa. Tantangannya adalah bagaimana kita mengenalkannya kembali kepada generasi muda dan membawanya ke panggung global," ujar Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya, Anissa Rengganis.
Tradisi Lintas Generasi dan Identitas Dinamis
Warisan budaya Parahyangan Timur mencakup ekspresi budaya benda maupun takbenda yang diwariskan lintas generasi dan menjadi identitas dinamis masyarakat lokal.
Situs budaya seperti Candi Cangkuang di Garut dan Situs Karangkamulyan di Ciamis menjadi simbol spiritualitas dan toleransi.
Candi Cangkuang merupakan peninggalan Hindu yang berdiri di tengah kampung adat Muslim Kampung Pulo, mencerminkan kerukunan antariman di Tatar Sunda.
Sementara Situs Karangkamulyan diyakini sebagai pusat Kerajaan Galuh dan hingga kini digunakan sebagai ruang kontemplasi dan edukasi.
Kampung adat seperti Kampung Naga dan Kampung Kuta mempertahankan pola hidup tradisional yang mengedepankan kesederhanaan, keseimbangan, dan kearifan ekologis.
"Kami hidup dengan aturan adat yang mengajarkan kesederhanaan dan keseimbangan," ungkap seorang tokoh adat Kampung Naga.
Produk budaya lokal seperti bordir Tasikmalaya, batik Garutan, kain kasang, nasi tutug oncom, dan jus honje menjadi identitas sekaligus peluang ekonomi kreatif berbasis tradisi.
Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra Negara, menyampaikan bahwa Tasikmalaya memiliki posisi strategis sebagai kota jasa wisata Parahyangan Timur.
"Saya ingin sampaikan kepada dunia bahwa Tasik adalah kota paling tepat sebagai pintu masuk jasa wisata di Parahyangan Timur, termasuk wisata event dan kuliner. Ke depan, kami berharap Tasikmalaya juga dikenal melalui wisata pendidikan dan budaya," ujarnya.
Lanskap Budaya untuk Pemulihan Jiwa dan Raga
Program ini dibangun di atas empat pilar: warisan budaya lintas ruang dan waktu, harmoni budaya-alam-masa depan, keberlanjutan untuk generasi berikutnya, dan lanskap budaya yang menyehatkan jiwa dan raga.
Pelestarian budaya Parahyangan Timur juga didukung oleh institusi seperti Museum Geologi di Bandung yang menjadi rujukan pengembangan museum tematik, termasuk Museum Situs Karangkamulyan dan Museum Fosil Tambaksari di Ciamis.
Situs Karangkamulyan kini dikembangkan sebagai destinasi kesejahteraan budaya (cultural wellness), memadukan lanskap alami dan nilai tradisional yang dipercaya berperan dalam pemulihan emosional dan spiritual.
"Budaya adalah aset strategis yang harus dihidupkan, bukan hanya dikenang," tutup Anissa Rengganis.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf