
Pantau - Produk sabun batangan dari pelaku UMKM Indonesia mendapat pesanan besar dari importir Taiwan, Tan Lay Enterprise Co Ltd, dengan nilai transaksi mencapai Rp4 miliar atau sekitar 300 ribu dolar AS hingga akhir 2025.
Pesanan sebanyak 1,5 juta batang sabun ini meningkat 30–40 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 1 juta batang.
Pembelian ini merupakan hasil kerja sama antara perusahaan Tan Lay dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei di bawah koordinasi Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Sabun untuk Pasar Hadiah dan Suvenir Taiwan
Direktur Tan Lay Long menyampaikan bahwa sabun batangan asal Indonesia digunakan sebagai pelengkap dalam paket bingkisan (hampers) dan produk suvenir yang populer di pasar Taiwan.
Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo, berharap produk UMKM Indonesia lainnya juga dapat menembus pasar Taiwan secara berkelanjutan.
Ia menambahkan bahwa saat ini terdapat ketertarikan dari importir Taiwan terhadap produk peralatan rumah tangga berbahan plastik dari Indonesia, yang menjadi masukan penting untuk pemetaan peluang kerja sama selanjutnya.
Surplus Perdagangan Indonesia-Taiwan
Berdasarkan data Kemendag, total perdagangan Indonesia dan Taiwan sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai 8,46 miliar dolar AS.
Nilai ekspor Indonesia ke Taiwan tercatat 4,71 miliar dolar AS, sementara impor dari Taiwan sebesar 3,75 miliar dolar AS.
Dengan demikian, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar 955,80 juta dolar AS selama periode tersebut.
Pada tahun sebelumnya, 2024, nilai perdagangan kedua negara mencapai 10,65 miliar dolar AS, dengan surplus lebih besar yaitu 2,72 miliar dolar AS.
Kemendag menyambut positif tren ekspor UMKM yang mulai menjangkau pasar non-tradisional seperti Taiwan, dan menilai hal ini sebagai bagian dari penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok regional Asia Timur.
- Penulis :
- Gerry Eka







