HOME  ⁄  Nasional

Harga Properti Residensial Tumbuh Terbatas di Triwulan II 2025, Penjualan Rumah Tipe Menengah dan Besar Masih Tertekan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Harga Properti Residensial Tumbuh Terbatas di Triwulan II 2025, Penjualan Rumah Tipe Menengah dan Besar Masih Tertekan
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Warga mengunjungi unit contoh rumah di Rumah Susun Jagakarsa, Jakarta, Kamis (8/5/2025). Rumah susun sewa yang terdiri dari tiga tower 16 lantai berisi 723 unit hunian tersebut telah dapat dihuni melalui pendaftaran aplikasi Sistem Informasi Perumahan dan Permukiman (Sirukim) dengan harga sewa mulai dari Rp865 ribu-Rp1.800.000 per bulan. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/wpa.)

Pantau - Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia menunjukkan bahwa harga properti residensial di pasar primer pada triwulan II 2025 mencatat pertumbuhan yang terbatas.

"Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II 2025 yang tumbuh sebesar 0,90 persen year on year (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I 2025 sebesar 1,07 persen (yoy)," tulis Bank Indonesia dalam laporannya.

Penjualan Terkontraksi, Tipe Menengah dan Besar Masih Melemah

Perlambatan harga ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan penjualan rumah tipe kecil serta kontraksi lebih lanjut pada rumah tipe menengah dan besar.

Secara keseluruhan, penjualan unit properti residensial di pasar primer mengalami kontraksi sebesar 3,80 persen (yoy), berbalik arah dari pertumbuhan sebesar 0,73 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Rinciannya:

Penjualan rumah tipe kecil tumbuh 6,70 persen (yoy), namun melambat dari 23,75 persen (yoy) pada triwulan I.

Penjualan rumah tipe besar terkontraksi 14,95 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi 11,69 persen pada triwulan sebelumnya.

Penjualan rumah tipe menengah terkontraksi 17,69 persen (yoy), membaik dari kontraksi 35,76 persen pada triwulan sebelumnya.

Pembiayaan Masih Didominasi Dana Internal dan KPR

Dari sisi pengembang, pembangunan properti residensial mayoritas masih dibiayai oleh dana internal dengan porsi 78,36 persen.

Sumber pembiayaan lainnya berasal dari:

  • Pinjaman perbankan: 15,69 persen
  • Pembayaran dari konsumen: 5,96 persen

Sementara dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer menggunakan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa 73,06 persen.

Pembelian secara tunai bertahap mencatat porsi 17,75 persen, sedangkan pembelian tunai langsung sebesar 9,19 persen.

Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun pasar properti masih berjalan, tekanan terhadap penjualan—terutama untuk rumah tipe menengah dan besar—masih signifikan, serta preferensi konsumen terhadap KPR tetap dominan dalam pembiayaan hunian.

Penulis :
Aditya Yohan

Terpopuler