
Pantau - Pemerintah Kota Makassar dan Pemerintah Kota Kawasaki, Jepang, memperkuat kerja sama teknis dalam mengatasi kebocoran air melalui program Non-Revenue Water (NRW), yang merupakan bagian dari proyek kerja sama teknis di bawah Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan bahwa keberlanjutan kerja sama ini sangat penting, terutama dalam penguatan sistem air bersih dan penanganan kebocoran air di Kota Makassar.
"Kami mendukung penuh proyek ini. Kehilangan air adalah persoalan besar bagi PDAM dan masyarakat. Maka program yang berbasis teknologi dan penguatan SDM seperti ini sangat dibutuhkan. Kami juga terbuka untuk kolaborasi lanjutan di masa mendatang," ungkapnya.
Sinkronisasi Program dan Penganggaran Jadi Sorotan
Munafri, yang akrab disapa Appi, juga menekankan pentingnya sinkronisasi antara program teknis dan penganggaran dalam proyek ini.
Ia mengapresiasi langkah tim Jepang yang turut menyusun kolom anggaran dalam rencana pengendalian kebocoran, sehingga implementasi proyek menjadi lebih terukur.
"Kami sangat berterima kasih atas kerja sama ini. Tetapi saya berharap, kerja sama antara Makassar dan Kawasaki tidak hanya berhenti pada proyek yang sudah berjalan. Ke depan, kita harus melihat peluang kerja sama lainnya yang memberikan manfaat lebih luas bagi kedua kota," ujarnya.
Ia juga meminta agar hasil dari proyek yang diberi nama Makaplos (Makassar–Kawasaki Project Losses) disampaikan secara ringkas dan jelas.
"Kalau bisa, kami ingin tahu secara singkat dan konkret apa saja yang sudah menjadi bagian dari kerja sama ini, karena di Makassar masih banyak hal yang bisa dikembangkan. Bisa saja, beberapa poin dari kerja sama ini dilanjutkan dengan pendekatan yang lebih spesifik," katanya.
Pelatihan, Peralatan, dan Transfer Teknologi
Perwakilan dari Pemerintah Kota Kawasaki, Shiratori Shigeyuki, hadir langsung dalam pertemuan tersebut untuk menyampaikan laporan terkait capaian proyek serta menyampaikan salam hormat dari pemerintah dan masyarakat Kawasaki.
"Proyek ini berjalan baik berkat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Makassar," ungkapnya.
Proyek ini mencakup pelatihan deteksi dan perbaikan kebocoran bawah tanah, pengadaan alat survei, serta pengembangan sistem perencanaan pengendalian kebocoran.
Hingga saat ini, enam jenis peralatan telah diserahkan kepada Perumda Air Minum Makassar dan digunakan di area percontohan untuk mendeteksi dan menangani kebocoran secara langsung.
Shiratori juga menyebutkan bahwa staf PDAM Makassar telah diundang ke Kota Kawasaki untuk mengikuti pelatihan langsung mengenai sistem dan teknologi deteksi kebocoran yang diterapkan di Jepang.
"Melalui proyek ini, kami tidak hanya membangun kapasitas teknis, tetapi juga menjalin hubungan yang erat antara masyarakat dan pemerintah kedua kota," ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Arian Mesa