
Pantau - PT PLN (Persero) mencatat penjualan layanan Green as a Service (GEAS) melalui skema Renewable Energy Certificate (REC) mencapai 13,68 terawatt hour (TWh) hingga semester I tahun 2025.
Layanan REC yang diluncurkan sejak tahun 2020 merupakan bentuk dukungan PLN terhadap percepatan transisi energi melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
"PLN berkomitmen meningkatkan daya saing industri dengan menyediakan layanan listrik hijau yang 100 persen dipasok oleh pembangkit EBT kami melalui REC. Kami siap melayani kebutuhan listrik hijau untuk sektor bisnis dan industri dengan proses yang mudah dan cepat," ungkap pihak PLN.
REC: Solusi Listrik Hijau Transparan dan Terjangkau
REC merupakan instrumen produk hijau inovatif dari PLN yang memberikan pengakuan resmi atas penggunaan EBT secara transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional.
Harga satu unit REC untuk setiap 1.000 kilowatt hour (kWh) ditetapkan sebesar Rp35 ribu, sehingga dinilai terjangkau untuk sektor industri dan bisnis yang ingin menjalankan operasional ramah lingkungan.
Sejak pertama kali diluncurkan, penjualan REC mengalami pertumbuhan signifikan:
- Tahun 2021: 308.610 MWh
- Tahun 2022: 1.762.953 MWh
- Tahun 2023: 3.543.638 MWh
- Tahun 2024: 5.382.245 MWh
- Semester I 2025: 2.689.117 MWh
Tren tersebut mencerminkan tingginya permintaan pasar terhadap pasokan listrik hijau.
"Semakin banyak perusahaan, baik dari dalam dan luar negeri, yang mempercayakan suplai listrik hijaunya melalui REC PLN. Sehingga, kami optimistis layanan listrik hijau ini akan terus tumbuh," tambah PLN.
10 Pembangkit PLN Suplai Listrik Hijau
Saat ini terdapat 10 pembangkit EBT PLN yang menjadi penyuplai utama listrik hijau untuk layanan REC, antara lain:
- PLTP Kamojang
- PLTP Ulubelu
- PLTP Lahendong
- PLTP Ulumbu
- PLTA Cirata
- PLTA Bakaru
- PLTA Orya Genyem
- PLTA Saguling
- PLTA Mrica
- PLTM Lambur
Dengan infrastruktur pembangkit EBT yang terus diperluas, PLN menargetkan peningkatan akses listrik hijau bagi sektor industri dan bisnis untuk mendukung target pembangunan rendah karbon nasional.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf