
Pantau - Komisi E DPRD DKI Jakarta meminta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta guna melestarikan permainan tradisional Betawi di lingkungan sekolah.
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Muhammad Thamrin, menyatakan bahwa sekolah memiliki peran strategis dalam menjaga keberlangsungan permainan tradisional Betawi.
Menurut Thamrin, para guru memiliki peran penting dalam menjelaskan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam permainan tersebut kepada para siswa.
Permainan tradisional Betawi diyakini dapat menumbuhkan sikap kerja sama, sportivitas, dan tanggung jawab di kalangan pelajar.
Pelestarian Melalui Ekstrakurikuler
Thamrin mengusulkan agar pelestarian permainan tradisional Betawi dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
"Permainan tradisional Betawi diajarkan di sekolah," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler khusus, permainan seperti petak umpet, galasin, dampul, dan batu tujuh bisa lebih dikenal sebagai bagian dari warisan budaya Betawi.
Menurutnya, langkah ini diperlukan agar budaya lokal tidak hilang seiring perkembangan zaman.
Thamrin menekankan bahwa pelajaran budaya melalui permainan tradisional juga bisa menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan berharga bagi siswa.
Kolaborasi Antar Dinas
Thamrin menyatakan perlunya sinergi antara Dinas Kebudayaan dan Dinas Pendidikan dalam memperkenalkan serta mengajarkan permainan Betawi di sekolah.
"Galasin yang tidak bahaya jadi perhatian. Saya sudah menyampaikan kurang lebih tiga tahun lalu," ia mengungkapkan.
Ia berharap koordinasi kedua dinas tersebut dapat segera terealisasi agar pelestarian budaya Betawi bisa lebih optimal di lingkungan pendidikan.
- Penulis :
- Aditya Yohan