billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

DPR Dorong Penguatan Kerja Sama CPO Indonesia–Malaysia untuk Hadapi Regulasi Ketat Global

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

DPR Dorong Penguatan Kerja Sama CPO Indonesia–Malaysia untuk Hadapi Regulasi Ketat Global
Foto: (Sumber: Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Ravindra Airlangga. (ANTARA/HO-DPR))

Pantau - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ravindra Airlangga, menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dalam sektor minyak nabati atau crude palm oil (CPO) guna menghadapi tantangan regulasi global yang semakin ketat.

"Kita adalah produsen minyak nabati terbesar secara agregat. Dan kita harus bersama-sama memikirkan bagaimana mekanisme agar sustainability standard kita diterima oleh beberapa negara, seperti Eropa dan kawasan dunia lainnya," ujarnya.

Indonesia dan Malaysia saat ini mencatat nilai perdagangan bilateral sebesar 24 miliar dolar AS dan merupakan eksportir utama CPO di dunia.

Perlu Langkah Kolektif Hadapi Regulasi Ketat

Ravindra menekankan bahwa isu keberlanjutan (sustainability) menjadi perhatian utama, mengingat negara-negara seperti Uni Eropa telah menerapkan regulasi ketat terhadap produk berbasis kelapa sawit.

Ia menilai, sebagai negara produsen utama, Indonesia dan Malaysia perlu menyusun langkah kolektif untuk memastikan standar keberlanjutan yang dimiliki tidak menjadi hambatan perdagangan internasional.

Salah satu upaya konkret yang didorong adalah penguatan lembaga Indonesia-Malaysia Council on Palm Oil sebagai forum bilateral untuk merumuskan dan menyelaraskan standar keberlanjutan industri sawit kedua negara.

"Kita sudah punya standar sustainability. Sekarang tugas kita adalah memastikan standar ini bisa diterima oleh negara-negara mitra dagang, agar akses pasar kita tetap terjaga dan terus meningkat ke depannya," tambahnya.

Diplomasi Ekonomi dan Penguatan Posisi Global

Ravindra menegaskan bahwa penguatan kerja sama ini merupakan bentuk diplomasi ekonomi yang proaktif, terutama di tengah kebijakan perdagangan internasional yang sering menyudutkan komoditas strategis dari negara-negara berkembang.

Melalui kolaborasi regional, Indonesia dan Malaysia diharapkan dapat memperkuat posisi tawar global serta membuka peluang harmonisasi standar global yang lebih adil bagi negara produsen.

Penulis :
Ahmad Yusuf