
Pantau - Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin menegaskan bahwa DPD RI akan terus mendukung Program Astacita Presiden Prabowo Subianto dengan mengawal kebijakan pertahanan nasional melalui fungsi legislasi, pengawasan, dan penganggaran.
Dukungan DPD RI terhadap Pertahanan Nasional
"Kekayaan alam Indonesia ada di daerah-daerah. Ini bagian dari dukungan DPD RI terhadap Astacita Presiden Prabowo yang ingin memperkuat sistem pertahanan keamanan negara. Bagaimanapun negara ini harus dilindungi dengan militer yang kuat agar tidak dianggap sepele," ungkap Sultan usai menghadiri Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Pusdiklatpassus, Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Menurut Sultan, konsep pertahanan rakyat semesta tidak hanya soal kesiapan militer, tetapi juga mencakup keamanan sosial, kemandirian ekonomi, dan kesiapsiagaan masyarakat di seluruh provinsi.
"Sebagai senator, tugas kami memastikan alokasi anggaran, infrastruktur pertahanan, dan pelatihan masyarakat merata di semua wilayah. Tidak boleh ada daerah yang tertinggal," tegasnya.
Sultan mengapresiasi peresmian enam Kodam, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, serta berbagai satuan baru.
"Kami di DPD RI akan memastikan setiap provinsi, kabupaten, dan kota mendapat perhatian adil dalam pembangunan infrastruktur pertahanan. Keamanan nasional dimulai dari keamanan daerah," ujarnya.
Fokus pada Daerah Strategis dan Pesan Presiden
Sebagai putra daerah Bengkulu, Sultan menegaskan komitmennya memperkuat kesiapan pertahanan di wilayah pesisir barat Sumatera.
Hal ini menurutnya harus menjadi perhatian Pangdam XXI/Raden Inten Mayjen TNI Kristomei Sianturi yang Kodam-nya baru didirikan.
"Bengkulu adalah pintu gerbang Samudra Hindia. Posisi strategis ini harus diimbangi dengan kesiapan strategis. Saya ingin memastikan suara daerah didengar," katanya.
Sultan juga menyatakan dukungan penuh terhadap pesan Presiden yang menegaskan NKRI tidak akan pernah bisa ditaklukkan.
"Kita bangsa yang tidak suka perang, tetapi kita juga tidak mau dijajah kembali. Presiden menegaskan, sejengkal tanah pun tidak boleh diganggu. Semua harus bersatu padu mempertahankan negara," tegasnya.
Dalam acara tersebut, Sultan menyoroti momen penting termasuk kenaikan pangkat Danjen Kopassus menjadi bintang tiga, pelantikan Pangdam di daerah Kodam baru, serta pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh militer berjasa, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat.
Empat tokoh militer mendapat Jenderal Kehormatan, yaitu Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala BIN Herindra, Agus Sutomo, almarhum Ali Sadikin, dan Yunus Yosfiah.
"Presiden mengatakan kita adalah bangsa besar dan kaya yang pernah dijajah. Pengalaman itu harus menjadi pelajaran bahwa kita tidak boleh lagi dijajah. Karena itu militer harus kuat bersama masyarakat," tutur Sultan.
Sebelumnya, Presiden Prabowo dalam upacara tersebut menegaskan pertahanan Indonesia mencakup seluruh wilayah, dari kampung hingga gunung, melantik sejumlah panglima baru, dan meresmikan satuan-satuan pertahanan baru di tiga matra.
- Penulis :
- Shila Glorya