
Pantau - DPRD Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan agar Dinas Kesehatan setempat bekerja sama dengan para psikolog dalam pelaksanaan program cek kesehatan gratis (CKG) pelajar, khususnya untuk mendeteksi dini masalah kesehatan mental.
Usulan Deteksi Dini Gangguan Mental
"CKG untuk kesehatan mental adalah bagian yang harus menjadi atensi bersama untuk deteksi dini depresi dan kecemasan di kalangan pelajar," ungkap Anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nyanyu Ernawati, di Mataram, Senin.
Ia menjelaskan, potensi gangguan mental pada anak saat ini cukup besar, salah satunya dipengaruhi penggunaan smartphone yang dinilainya bisa menjadi pisau bermata dua bagi perkembangan anak.
"Penggunaan smartphone berlebihan bisa berdampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak," katanya.
Nyanyu berharap pemeriksaan kesehatan fisik dalam program CKG juga dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan mental, dengan melibatkan psikolog, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), serta pihak terkait lainnya.
Menurutnya, kolaborasi ini bertujuan mendeteksi potensi gangguan mental sejak dini sekaligus mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Gangguan mental terjadi tidak hanya pada orang dewasa saja, tetapi juga pada anak. Bahkan kurang perhatian orang tua, bisa membuat anak stres dan depresi," ujarnya.
Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Program
Nyanyu juga menegaskan perlunya tindak lanjut setelah pelaksanaan CKG, terutama bagi anak yang terindikasi memiliki gejala penyakit serius.
"Jangan sampai setelah CKG selesai tidak ada tindak lanjut, dan anak yang terindikasi penyakit tertentu harus dirujuk serta mendapatkan pelayanan kesehatan gratis hingga sembuh," katanya.
Ia menambahkan, layanan kesehatan gratis ini harus diberikan secara merata kepada semua anak, terutama yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, dr H Emirald Isfihan, menyampaikan bahwa pelaksanaan CKG pelajar dijadwalkan mulai 18 Agustus 2025, menyasar siswa SD, SMP, SMA, dan madrasah.
Sasaran program tersebut telah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kota Mataram dan Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, dengan jumlah peserta mencapai puluhan ribu pelajar.
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup skrining organ mata, telinga, anemia, penyakit tidak menular (PTM), penyakit menular, serta cek kesehatan mental.
"Untuk melaksanakan program tersebut, kami siap berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait," katanya.
- Penulis :
- Arian Mesa