billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wakil Ketua Komisi X DPR Dukung Pelarangan Roblox untuk Anak demi Lindungi Perkembangan Karakter

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Wakil Ketua Komisi X DPR Dukung Pelarangan Roblox untuk Anak demi Lindungi Perkembangan Karakter
Foto: Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani (sumber: DPR RI)

Pantau - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyatakan dukungannya terhadap wacana pelarangan permainan digital Roblox bagi anak-anak karena dinilai mengandung konten yang meresahkan dan berpotensi berdampak negatif terhadap perkembangan anak.

Konten Tidak Tersaring dan Risiko bagi Anak Usia Dini

Lalu menjelaskan bahwa sebagian besar konten dalam Roblox dibuat oleh pengguna tanpa melalui sistem penyaringan yang ketat sehingga memiliki risiko tinggi diakses oleh anak-anak, terutama pada jenjang pendidikan dasar.

"Dan saya sepakat, anak-anak usia dini kan gampang banget menirukan apa yang mereka lihat. Kalau setiap hari yang dilihat paparan konten negatif, kita khawatir ya anak-anak merasa hal itu wajar untuk dilakukan juga," ungkapnya.

Ia menilai murid sekolah dasar belum sepenuhnya mampu membedakan antara adegan nyata dan rekayasa dalam permainan digital.

Paparan konten kekerasan, menurutnya, dapat memengaruhi perilaku anak.

"Apalagi konten dalam game Roblox sebagian besar dibuat oleh pengguna, yang artinya tidak ada sistem saringannya. Ini sangat membahayakan jadi memang lebih baik ditutup saja konten atau platform seperti Roblox ini," ujarnya.

Tantangan Digitalisasi dan Pentingnya Pendidikan Kritis

Lalu menegaskan bahwa fenomena digitalisasi menjadi tantangan serius yang perlu dihadapi secara komprehensif.

Anak-anak, lanjutnya, bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga menjadi sasaran algoritma negatif yang dapat menyebabkan adiksi gawai, hoaks, cyberbullying, hingga manipulasi data pribadi.

"Mengajarkan anak untuk menggunakan perangkat lunak atau mengakses informasi bukan lagi cukup. Yang lebih mendesak adalah membekali mereka dengan kesadaran kritis terhadap algoritma, perlindungan privasi, hingga pemahaman kontekstual seputar etika berteknologi," jelasnya.

Ia menilai pentingnya pendidikan yang membangun daya tahan anak terhadap dampak negatif dunia digital.

"Anak-anak harus memahami bahwa tidak semua yang viral itu benar, tidak semua yang gratis itu aman, dan tidak semua yang disukai algoritma itu layak diikuti," tambahnya.

Wacana pelarangan Roblox bagi anak-anak pertama kali disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, sebagai langkah antisipasi terhadap maraknya konten kekerasan dan visual yang tidak sesuai usia dalam permainan tersebut.

Konten itu dinilai berpotensi mengganggu perkembangan karakter dan moral anak-anak, serta memicu reaksi beragam di masyarakat.

Penulis :
Arian Mesa