
Pantau - Komnas Perempuan menegaskan pentingnya penguatan sinergi database kekerasan terhadap perempuan, penerapan standar keamanan, serta sistem pelaporan yang ramah korban berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di lingkungan kementerian/lembaga maupun masyarakat sipil.
"Kami mendesak adanya penguatan sinergi database kekerasan terhadap perempuan, penerapan standar keamanan dan pelaporan ramah korban berbasis kecerdasan buatan di lingkungan kementerian/lembaga dan masyarakat sipil," ujar Anggota Komnas Perempuan, Daden Sukendar, di Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.
Ia juga menekankan pentingnya alokasi anggaran khusus untuk perlindungan digital yang responsif gender.
Ruang Digital Harus Menjadi Tempat Aman
Daden mengajak publik untuk melihat kemajuan teknologi sebagai peluang membangun keadilan dan kesetaraan di ruang digital.
"Publik untuk menggunakan percepatan teknologi sebagai peluang untuk membangun transformasi keadilan dan ruang kehidupan yang setara aman bagi semua, termasuk bagi perempuan," katanya.
Anggota Komnas Perempuan lainnya, Chatarina Pancer Istiyani, menyatakan bahwa teknologi, termasuk AI, harus diarahkan untuk memperkuat kesetaraan gender serta mempercepat penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan.
"Kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan harus diarahkan untuk memperkuat kesetaraan gender, mengubah stigma dan stereotipe gender, serta mempercepat pencegahan, penanganan, dan pemulihan perempuan korban kekerasan," ujarnya.
Lonjakan Kasus Kekerasan Berbasis Gender Online
Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2024, tercatat 445.502 kasus kekerasan terhadap perempuan, naik 9,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan paling mencolok terjadi pada kekerasan berbasis gender online (KBGO), yang meningkat sebesar 40,8 persen.
Bentuk KBGO yang tercatat meliputi:
- Online threats
- Cyber sexual harassment
- Malicious distribution
- Sexploitation
- Pelanggaran privasi
- Penipuan
"Realitas ini menunjukkan bahwa ruang digital yang seharusnya menjadi sarana bagi kemajuan, justru menjadi area yang rentan kekerasan terhadap perempuan," tegas Komnas Perempuan dalam pernyataannya.
- Penulis :
- Aditya Yohan