billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Komisi XII Dorong PLTS di NTT Gunakan Baterai Karawang untuk Operasi 24 Jam

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Komisi XII Dorong PLTS di NTT Gunakan Baterai Karawang untuk Operasi 24 Jam
Foto: (Sumber: Foto Bersama Beberapa Anggota Komisi XII DPR-RI Saat Kunjungan Kerja di PLTS Oelpuah Dengan GM PLN UIW NTT dan Manajemen PT Surya Energi Indonesia .ANTARA/Ho-Humas PLN NTT)

Pantau - Komisi XII DPR RI menyatakan bahwa baterai yang diproduksi di pabrik Karawang, Jawa Barat, dapat menjadi solusi atas kendala operasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Oelpuah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang hingga kini belum bisa beroperasi penuh selama 24 jam.

Pabrik baterai tersebut baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan memproduksi dua jenis baterai utama, yakni baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan Battery Energy Storage System (BESS) untuk mendukung operasional PLTS.

"Saya rasa masalah ini dapat teratasi. Pabrik baterai di Karawang itu memproduksi baterai EV untuk kendaraan listrik dan BESS untuk mendukung PLTS agar bisa beroperasi sepanjang hari dan menjadi Base Load," ujar Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto.

Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Produksi Baterai Dunia

Sugeng juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat produksi baterai dunia karena menguasai 42 persen cadangan nikel global.

Nikel merupakan bahan baku utama baterai, dengan porsi mencapai 76 persen dalam komposisi bahan.

Komisi XII DPR RI pun berkomitmen mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya di NTT yang dinilai memiliki potensi besar dan sejalan dengan target nasional pengurangan emisi karbon hingga 32 persen pada 2029.

Target tersebut juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang terus meningkat.

Anggota Komisi XII DPR RI, Ramson Siagian, menyampaikan bahwa potensi transisi energi dari fosil ke EBT di NTT sangat besar, khususnya pada sektor panas bumi dan energi surya.

"Komisi XII berkomitmen untuk mendukung penyediaan listrik bersih dan ramah lingkungan bagi masyarakat NTT," ujarnya.

PLN Paparkan Kondisi Kelistrikan di NTT

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, F. Eko Sulistyono, memaparkan kondisi sistem kelistrikan di wilayah NTT kepada Komisi XII.

Sistem kelistrikan di NTT terbagi menjadi tiga sistem utama: Sistem Timor, Sistem Flores, dan Sistem Sumba.

Selain itu, terdapat juga sistem-sistem isolated kecil seperti di Sabu, Rote, Alor, dan beberapa daerah lain.

Sistem Timor memiliki Daya Mampu sebesar 186 MW dengan beban puncak 125 MW. Cadangan daya akan meningkat dengan tambahan 50 MW.

Sistem Flores memiliki Daya Mampu 119 MW dengan beban puncak 99 MW.

Sementara itu, sistem Sumba masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), yang menjadi kendala utama dalam penyediaan daya secara berkelanjutan.

Total daya EBT yang terpasang di NTT saat ini adalah 46,20 MW, dengan bauran energi terbarukan mencapai 9,5 persen pada tahun 2024.

Menurut Eko, peluang terbesar pengembangan EBT ke depan berada di Pulau Sumba, yang dinilai memiliki potensi sumber daya yang belum tergarap optimal.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan