
Pantau - Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan rohani kini semakin diakui sebagai fondasi utama dalam kehidupan manusia, seiring meningkatnya perhatian publik terhadap isu-isu kejiwaan.
Stigma terhadap masalah kesehatan mental masih menjadi penghalang besar, bahkan seringkali lebih menyakitkan daripada kondisi gangguannya itu sendiri.
Banyak orang enggan mencari pertolongan karena gangguan mental masih dianggap sebagai aib.
Padahal, keberanian untuk bercerita dan mencari bantuan adalah langkah awal menuju pemulihan.
Untuk itu, dibutuhkan ruang aman sebagai tempat berbicara, mendengar, dan saling menguatkan tanpa rasa takut dihakimi.
Ruang aman tidak hanya berupa tempat fisik, tetapi juga suasana batin yang membuat seseorang merasa diterima dan dihargai.
Di ruang aman ini, seseorang belajar bahwa ia tidak sendirian dalam perjuangan menjaga kesehatan jiwanya.
Dukungan Sosial dan Integrasi Nilai Spiritual Jadi Kunci Pemulihan
Penelitian ilmiah memperkuat pentingnya dukungan sosial sebagai bagian dari perawatan kesehatan mental.
National Institutes of Health menemukan bahwa dukungan keluarga dan pasangan dapat secara signifikan menurunkan risiko depresi.
Sementara Mayo Clinic Health System menyatakan bahwa ikatan sosial yang erat mampu meningkatkan ketangguhan seseorang dalam menghadapi tekanan hidup.
Temuan ini sejalan dengan ajaran agama yang menekankan pentingnya hidup dalam kebersamaan dan saling menolong.
Kesehatan mental tidak bisa dipisahkan dari dimensi rohani, karena penyembuhan jiwa sering kali menyentuh sisi terdalam seperti iman, makna hidup, dan hubungan dengan Tuhan.
Saat ini, pendekatan integratif antara terapi psikologis dan nilai-nilai keagamaan mulai diterapkan di ruang-ruang publik.
Masyarakat diajak untuk memahami bahwa mencari bantuan profesional bukanlah tanda kurang iman, melainkan bentuk tanggung jawab terhadap amanah tubuh dan jiwa yang dititipkan Tuhan.
Dalam tradisi Islam, menjaga akal dan jiwa merupakan salah satu tujuan utama dari syariat.
Merawat kesehatan jiwa bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari ibadah.
Mencari pertolongan adalah bentuk syukur karena manusia berusaha menjaga titipan ruh dan jasad dari Allah.
Kesadaran ini mulai hadir dalam berbagai kegiatan masyarakat, salah satunya adalah Bali Muslim Festival yang akan digelar pada 13 September 2025.
Festival ini tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran dan penguatan bersama tentang pentingnya kesehatan mental dan spiritual.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf