
Pantau - Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, menyoroti tantangan besar yang mengancam daya saing industri nasional, mulai dari dampak perjanjian dagang internasional hingga keterbatasan pasokan bahan baku domestik seperti garam dan gas.
Perjanjian Dagang dan Banjir Produk Impor
Dalam kunjungan ke PT Chandra Asri Pacific Tbk di Kota Cilegon, Banten, Jumat, Chusnunia menegaskan perlunya kolaborasi dan evaluasi kebijakan agar industri dalam negeri mampu bersaing di tengah tekanan global.
"Dari panja daya saing industri, kami kunjungan ke Chandra Asri, terutama bagaimana kita bisa bersama-sama kolaborasi agar daya saing industri kita ini enggak kalah dengan negara lainnya," ujarnya.
Ia menyoroti perjanjian dagang internasional, seperti Free Trade Agreement (FTA), yang mulai memberikan dampak negatif terhadap industri nasional.
"Mulai terasa efeknya di industri. Contohnya dengan beberapa negara, di mana produk-produk kita karena bahan bakunya juga enggak semuanya maksimal di Indonesia, beberapa impor, akhirnya harganya jadi tidak bersaing," jelasnya.
Selain itu, ia mengingatkan adanya "efek domino" dari perang tarif global yang memicu banjir produk asal Tiongkok ke pasar Indonesia.
"Ini jadi perhatian yang perlu kita serius, karena Indonesia itu dianggap pasar. Kita mesti melindungi industri kita," tegas Chusnunia.
Krisis Pasokan Garam dan Gas
Chusnunia juga menyoroti masalah klasik dalam industri, yaitu keterbatasan pasokan bahan baku penting seperti garam dan gas.
Menurutnya, kebijakan pemerintah untuk meminimalkan impor garam belum sejalan dengan kapasitas produksi dalam negeri yang masih terbatas.
"Kalau belum siap terus disetop atau sangat dikurangi tapi enggak cukup kebutuhan, efeknya produksinya bisa berhenti," ia mengingatkan.
Hal serupa juga ditemukan pada pasokan gas, yang baru mampu memenuhi sekitar separuh dari kebutuhan industri nasional.
"Gas sama kayak garam tadi, kan itu menjadi bahan baku. Kalau gasnya enggak ada, gimana produksi," ujarnya.
Temuan-temuan ini, kata Chusnunia, akan dibawa ke tingkat pembahasan lebih lanjut untuk merumuskan solusi konkret, termasuk membuka opsi pengadaan baru.
- Penulis :
- Aditya Yohan