billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BPOM Jalin Kerja Sama dengan Australia untuk Percepat Akses Obat Antibakteri Inovatif

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

BPOM Jalin Kerja Sama dengan Australia untuk Percepat Akses Obat Antibakteri Inovatif
Foto: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam pertemuan bersama Investment New South Wales (NSW), Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade), dan delegasi dari industri farmasi Australia Recce Pharmaceutical Ltd (Recce), guna membahas rencana pengembangan dan percepatan akses untuk produk obat antibakteri inovatif di Indonesia, di Australia (sumber: BPOM)

Pantau - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan di Australia untuk membahas pengembangan dan percepatan akses produk obat antibakteri inovatif di Indonesia, sekaligus mendorong kemandirian industri farmasi dalam negeri.

Kolaborasi Indonesia dan Australia

Pertemuan tersebut melibatkan Investment New South Wales (NSW), Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade), serta Recce Pharmaceutical Ltd (Recce) sebagai delegasi industri farmasi Australia.

"Produk antibakteri yang akan dikembangkan merupakan antibiotika sintetik kelas baru yang dikembangkan Recce. Antibiotika ini ditujukan untuk mencegah resistensi antibiotik dengan target pada patogen penyebab sepsis," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar.

BPOM berkomitmen memfasilitasi pengembangan produk farmasi inovatif di Indonesia, salah satunya melalui kerja sama antara Recce dengan PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) dalam mekanisme pengembangan obat baru.

"BPOM menyambut baik inovasi produk Recce untuk dikembangkan di Indonesia, terutama dengan tujuannya untuk mencegah resistansi antibiotik, yang tengah menjadi isu global dan juga menjadi salah satu perhatian BPOM saat ini," ujar Taruna Ikrar.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara regulator dan berbagai pemangku kepentingan penting untuk mempercepat ketersediaan obat baru bagi masyarakat.

Target Produksi di Indonesia

BPOM terus bertransformasi memperkuat perizinan uji klinik serta memberi kemudahan berusaha dengan kebijakan dan mekanisme yang jelas bagi industri farmasi.

Dengan aturan yang adaptif dan transparan, BPOM berharap dapat meningkatkan kepercayaan sponsor baik dari dalam maupun luar negeri untuk mengembangkan produk di Indonesia.

"Saya berharap produk inovatif Recce ini akan berkembang menjadi produk yang tersedia di Indonesia dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat," kata Taruna Ikrar.

Managing Director dan CEO Recce, James Graham, menyampaikan bahwa kerja sama Recce dengan Etana untuk transfer teknologi dalam pengembangan produk antibakteri merupakan yang pertama di Indonesia.

Recce menargetkan produksi pertama bisa tersedia di Indonesia pada 2026.

"Indonesia akan menjadi yang pertama menggunakan produk baru cairan antiinfektif untuk pasien diabetic foot injection (DFI)," kata James Graham.

Penulis :
Shila Glorya