
Pantau - Tiara Dwi, karyawan PLN UP2B Sistem Makassar, mengikuti pelatihan manajemen risiko kuantitatif pada akhir Juli 2025 bersama sepuluh rekannya. Meski sempat gugup menghadapi materi penuh angka dan grafik, ia menyadari bahwa pemahaman risiko adalah bekal penting untuk bertahan dan berkembang dalam dunia kerja.
Dari Gugup ke Percaya Diri: Perubahan Nyata Pasca-Pelatihan
Pelatihan berlangsung dua hari, dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh dari konsep dasar hingga aplikasi praktis. Para peserta diajak menilai risiko dari berbagai sudut pandang, menganalisis kemungkinan gangguan, dan memetakan dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Materi menggunakan metode Quantitative Risk Management, pendekatan berbasis data dan probabilitas yang awalnya terasa menantang. Namun, dengan pembelajaran interaktif, para peserta semakin memahami konsep yang diajarkan.
Hasilnya signifikan: nilai rata-rata peserta meningkat dari 49,3 (pre-test) menjadi 88,6 (post-test). "Itu bukti kalau materi yang disampaikan benar-benar bisa kami pahami dengan baik," ujar Tiara.
Bagi Tiara, manfaat pelatihan tidak hanya soal peningkatan nilai, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri untuk mengidentifikasi risiko yang dapat memengaruhi proyek-proyek penting di PLN. "Kami jadi lebih siap menerapkan konsep manajemen risiko, terutama saat harus mengambil keputusan penting dalam proyek," tambahnya.
Dampak Strategis bagi Individu dan Organisasi
Pelatihan ini menegaskan bahwa keputusan teknis bukan hanya soal menyelesaikan masalah, tetapi juga menjaga keberlanjutan layanan listrik. Langkah kerja yang sebelumnya berbasis asumsi kini dapat dilakukan dengan analisis data yang lebih terukur.
Manfaat tidak hanya dirasakan individu, tetapi juga organisasi. Karyawan yang terlatih membuat perusahaan lebih siap menghadapi tantangan teknis maupun manajerial. "Kalau kompetensi karyawan semakin baik, otomatis kerja sama dengan pihak luar bisa lebih kuat. Kami merasa ini langkah yang sangat positif," kata Tiara.
Membangun kapasitas SDM dinilai sebagai investasi jangka panjang yang menentukan keberlanjutan perusahaan. Dengan pemahaman risiko yang baik, karyawan mampu mendeteksi masalah lebih dini, mencegah kesalahan fatal, serta memberikan solusi strategis.
Manajemen Risiko Jadi Kunci Ketahanan Bisnis
Cerita Tiara menggambarkan pentingnya manajemen risiko di industri ketenagalistrikan yang sarat dengan potensi gangguan, mulai dari pasokan energi, perubahan kebijakan, hingga perkembangan teknologi.
Namun, tantangan serupa juga dihadapi hampir semua sektor bisnis. Ketidakpastian ekonomi global, volatilitas pasar, bencana alam, hingga ancaman siber menuntut kesiapan organisasi dalam mengantisipasi kerugian.
Manajemen risiko bertujuan mengenali risiko sejak dini, mengukur dampaknya, dan menyiapkan mitigasi yang tepat. Tanpa pemahaman mendalam, risiko sering dianggap sebagai ancaman, padahal bisa menjadi peluang untuk menciptakan nilai baru.
Perusahaan dengan budaya manajemen risiko yang kuat terbukti lebih gesit mengambil keputusan, stabil dalam menghadapi krisis, dan adaptif terhadap perubahan.
Investasi pada SDM untuk Masa Depan Bisnis
Pelatihan manajemen risiko membantu karyawan menghadapi dinamika global dengan keputusan berbasis data. Kesadaran bahwa setiap keputusan kecil bisa berdampak besar membuat budaya organisasi lebih resilien.
Investasi pada kompetensi karyawan memberikan dampak berlapis: peningkatan keterampilan, kepercayaan diri, dan kesiapan individu; sekaligus memperkuat stabilitas operasional, kredibilitas, dan daya saing perusahaan.
"Membangun kompetensi hari ini adalah investasi terbaik untuk masa depan perusahaan dan keberlangsungan bisnis yang lebih tangguh," tegas Tiara.
- Penulis :
- Aditya Yohan