
Pantau - Ribuan massa yang terdiri dari pengemudi ojek online (ojol) dan warga masih bertahan di kawasan Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat, hingga Jumat dini hari, menyusul kemarahan atas insiden tewasnya seorang ojol yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.
Massa Bertahan Meski Ditembak Gas Air Mata
Situasi di sekitar Mako Brimob masih belum kondusif.
Berdasarkan pantauan pada pukul 03.00 WIB, petugas keamanan beberapa kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, namun kerumunan tetap bertahan di lokasi.
Suara letusan gas air mata dan petasan terdengar berulang kali, menciptakan suasana mencekam di sekitar area aksi.
Di sekitar jalan layang Senen, terlihat titik-titik api dan asap hitam yang mengindikasikan adanya pembakaran.
Sebuah pos polisi yang berada di bawah jalan layang Senen dibakar massa sebagai bentuk kemarahan dan desakan atas pertanggungjawaban kepolisian.
Selain itu, kendaraan roda dua dan empat tampak berhenti di sepanjang jalan layang, dengan pengemudi berusaha melihat langsung situasi terbaru pasca-insiden mematikan yang memicu amarah publik tersebut.
Tuntut Pertanggungjawaban, Massa Tolak Dibubarkan
Kemarahan massa dipicu oleh insiden tewasnya seorang pengemudi ojol yang tertabrak dan terlindas rantis Brimob saat demonstrasi berujung ricuh di sekitar Gedung DPR/MPR RI.
Meskipun Divisi Propam Polri melalui Irjen Polisi Abdul Karim telah menyatakan bahwa penanganan kasus dilakukan cepat dan transparan, aksi massa menunjukkan ketidakpuasan terhadap proses yang berjalan.
Penanganan kasus tersebut tidak hanya dilakukan oleh Propam Mabes Polri, tetapi juga melibatkan Korps Brimob, karena pelaku adalah anggota satuan tersebut.
Untuk menjamin objektivitas, proses juga dikoordinasikan dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sebagai pihak eksternal.
Namun hingga dini hari, suasana di lapangan masih panas, menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap proses penyelidikan belum sepenuhnya pulih.
- Penulis :
- Aditya Yohan