
Pantau - Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan peningkatan rasio kegiatan usaha domestik dari 3,1 persen menjadi 10 hingga 12 persen sebagai langkah penting agar Indonesia bisa masuk kategori negara maju.
Pernyataan ini disampaikan Mendag saat membuka acara International Franchise License and Business Concept Expo & Conference (IFRA 2025) di Jakarta pada Jumat.
Waralaba Dianggap Strategi Efektif Dongkrak Kegiatan Usaha
Menurut Budi, salah satu cara untuk mempercepat peningkatan rasio kegiatan usaha adalah melalui pengembangan bisnis dengan skema kemitraan seperti waralaba (franchise).
"Untuk menjadi negara maju sekarang rata-rata rasio kegiatan usaha adalah 10-12 persen. Sehingga kalau kita ingin menjadi negara maju maka salah satunya yang kita dorong adalah kegiatan usaha kita," ungkapnya.
Ia menilai model bisnis waralaba sebagai solusi yang relatif mudah dan sudah teruji bagi para wirausaha pemula.
"Franchise ini salah satu sebenarnya kegiatan usaha yang mudah, yang sudah teruji. Jadi kalau ada entrepreneur baru yang ingin membuka bisnis yang lebih mudah maka salah satu pilihannya adalah dengan waralaba. Ya karena sudah teruji," jelasnya.
Waralaba Lokal Didukung Ekspansi Internasional
Mendag juga mendorong para pelaku usaha waralaba Indonesia agar berani mengembangkan pasarnya ke luar negeri.
Untuk mendukung langkah tersebut, pemerintah membuka peluang magang bagi pelaku usaha di kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di berbagai negara.
"Waralaba yang ingin melakukan survei atau ingin mencari market di luar negeri, boleh kita kasih kesempatan untuk magang di kantor ITPC di luar negeri, silakan. Jadi nanti bisa bareng-bareng dengan staf kami yang ada di ITPC untuk melakukan survei terhadap market yang bapak-ibu inginkan," ia mengungkapkan.
Pemerintah juga terus mempromosikan produk domestik melalui program temu bisnis (Business Matching), yang hingga semester I tahun 2025 telah mencatat nilai transaksi sebesar 90,04 juta dolar AS atau setara sekitar Rp1,4 triliun.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf