
Pantau - Festival Pacu Jalur 2025 yang digelar di Tepian Narosa, Sungai Batang Kuantan, Riau, pada 20–24 Agustus lalu tidak hanya menyedot perhatian lokal, tetapi juga menjadi sorotan internasional berkat fenomena viral bernama “aura farming” yang dipopulerkan oleh bocah 11 tahun, Rayyan Arkan Dikha.
Pacu jalur merupakan tradisi dayung ratusan tahun yang telah menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Kuantan Singingi.
Sorotan utama tahun ini jatuh kepada Rayyan Arkan Dikha, bocah penari di ujung perahu yang gerakannya menjadi simbol semangat dan kebudayaan lokal.
Lewat video yang menyebar di media sosial, Rayyan memperkenalkan istilah aura farming, yakni menari dengan percaya diri di haluan perahu demi memompa semangat tim.
Gerakan sederhana namun ekspresif ini langsung viral, bahkan ditiru oleh selebritas dunia dan atlet internasional seperti grup musik BTS, atlet NFL Travis Kelce, hingga pebalap MotoGP Marc Marquez.
Pacu Jalur Jadi Ladang Talenta, Dragon Boat Catat Sejarah
Di balik fenomena aura farming, pacu jalur terbukti menjadi ladang subur pencetak talenta dayung nasional.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, menyatakan bahwa festival ini adalah “wadah pencarian bakat” untuk cabang olahraga dragon boat.
“Pacu jalur bukan sekadar budaya, tetapi juga fondasi bagi prestasi olahraga dayung Indonesia,” ungkapnya.
Dragon boat adalah cabang dayung modern yang baru saja mencatatkan sejarah di World Games 2025 di Chengdu, China.
Untuk pertama kalinya, dragon boat menjadi cabang resmi, dan tim Indonesia tampil gemilang di Danau Xinglong.
Selama dua hari perlombaan, tim Indonesia berhasil meraih 3 medali emas dan 2 medali perak, termasuk empat medali (2 emas, 2 perak) yang diperoleh hanya dalam waktu dua jam.
Medali emas Indonesia diraih pada:
- Nomor Open 8-seater 2000 meter
- Nomor Open 8-seater 200 meter
- Nomor Mixed 10-seater 500 meter
- Sedangkan medali perak diraih pada:
- Nomor Open 8-seater 500 meter
- Nomor Mixed 10-seater 2000 meter
International Canoe Federation (ICF) menyebut prestasi ini sebagai sejarah baru karena Indonesia meraih emas perdana di ajang dragon boat World Games.
Budaya Sungai dan Regenerasi Atlet Sejak Dini
Keterkaitan antara pacu jalur dan dragon boat sangat erat, meskipun memiliki format perlombaan yang berbeda.
Keduanya lahir dari akar budaya masyarakat sungai yang menjunjung tinggi kebersamaan dan harmoni dengan alam.
Pacu jalur mencerminkan kedekatan warga Riau dengan air, di mana perahu panjang melaju dengan semangat kolektif, dipimpin bocah penari yang memompa energi.
Sementara perahu naga adalah bentuk internasional dari semangat yang sama, dikemas secara modern.
Menpora Dito menekankan bahwa banyak atlet nasional dayung berasal dari tradisi pacu jalur.
Riau tercatat selalu mendominasi cabang dayung dalam Pekan Olahraga Nasional (PON).
Regenerasi atlet terjadi secara alami, karena sejak kecil anak-anak di Kuansing sudah akrab dengan sungai, irama dayung, dan semangat kolektif.
Rayyan Arkan Dikha menjadi simbol generasi baru yang menyatukan tradisi dan teknologi, budaya dan globalisasi.
Dunia kini melirik kembali pada akar budaya Indonesia melalui simbol-simbol seperti pacu jalur dan aura farmer cilik dari Sungai Kuantan.
- Penulis :
- Aditya Yohan










