
Pantau - Tim peneliti dari Laboratorium Geofisika Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) berhasil mengembangkan sistem informasi simulasi tsunami non-seismik pertama di Indonesia yang dinamakan Simusti (Sistem Informasi Simulasi Multi-Sumber Tsunami).
Simusti hadir sebagai inovasi berbasis digital yang mengintegrasikan riset pemodelan dan edukasi tsunami non-seismik, untuk mendukung upaya mitigasi bencana di wilayah-wilayah rawan tsunami.
Fokus pada Tsunami Non-Seismik yang Belum Terpantau Sistem Konvensional
Ketua proyek sekaligus dosen STMKG, Dimas Salomo J. Sianipar, menjelaskan bahwa tsunami non-seismik adalah jenis tsunami yang tidak dipicu oleh gempa tektonik, melainkan oleh:
- Longsoran bawah laut
- Longsoran pesisir
- Erupsi gunung api
"Tsunami non-seismik lebih sulit untuk dimodelkan, karena sifatnya sangat lokal dan kompleks. Walaupun secara historis sering terjadi di Indonesia, hingga kini belum ada sistem efektif sebagai antisipasi. Simusti hadir sebagai jawaban dari tantangan tersebut," ujar Dimas.
Ia mencontohkan peristiwa tsunami non-seismik yang terjadi di Palu dan Selat Sunda pada tahun 2018.
Berdasarkan catatan ilmiah, dari tujuh tsunami paling mematikan dalam sejarah Indonesia, empat di antaranya melibatkan komponen non-seismik.
Kondisi ini menjadi landasan pentingnya riset dan pengembangan sistem peringatan dini yang lebih komprehensif.
Kolaborasi Nasional dan Internasional untuk Riset Kebencanaan
Pengembangan Simusti melibatkan kolaborasi aktif antara:
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
- Universitas Syiah Kuala (USK)
- Universitas Gadjah Mada (UGM)
Tim riset juga mengikuti pelatihan dan eksperimen laboratorium, serta melakukan studi banding ke lembaga kebencanaan di Jepang dan Taiwan untuk memperkuat dasar ilmiah proyek.
Dua dosen senior STMKG, Dr. Munawar dan Dr. Marzuki Sinambela, yang menjadi mentor dalam proyek ini, menyatakan bahwa Simusti adalah bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam riset strategis kebencanaan.
"STMKG memiliki potensi dari sisi SDM, fasilitas, dan lingkungan akademik. Simusti bisa menjadi rujukan nasional mengenai tsunami non-seismik," ungkap mereka.
Teknologi Simulasi untuk Edukasi Publik dan Sistem Peringatan Dini
Simusti dirancang dengan fitur-fitur utama seperti:
- Perhitungan cepat sumber tsunami
- Simulasi berdasarkan data historis dan skenario
- Tampilan peringatan yang fleksibel
- Visualisasi interaktif dari pemodelan fisik tsunami non-seismik
Platform ini tidak hanya ditujukan untuk kalangan akademik, tetapi juga agar informasi kebencanaan bisa dipahami dengan lebih mudah oleh publik luas.
STMKG berharap Simusti dapat memperkuat literasi kebencanaan masyarakat serta meningkatkan efektivitas pengelolaan informasi tsunami yang berasal dari berbagai sumber.
- Penulis :
- Aditya Yohan










