
Pantau - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Sego Lemeng dan Kopi Uthek pada Sabtu sebagai upaya melestarikan kuliner khas Suku Osing sekaligus mempromosikan pariwisata Desa Banjar, Kecamatan Glagah.
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, menyatakan bahwa festival ini menjadi bagian dari rangkaian agenda Banyuwangi Festival 2025 dan ditujukan untuk menjaga warisan kuliner masyarakat Osing.
"Tidak hanya itu, kegiatan yang menjadi rangkaian agenda Banyuwangi Festival 2025 ini juga menjadi upaya untuk mempromosikan pariwisata Desa Banjar," ujarnya.
Sego Lemeng dan Kopi Uthek, Warisan Rasa dari Kaki Gunung Ijen
Sego lemeng adalah nasi khas Suku Osing yang digulung dengan daun pisang, diisi cacahan daging ayam dan ikan laut atau ikan asin.
Nasi tersebut dimasukkan ke dalam bilah bambu lalu dibakar, menciptakan aroma khas dari daun pisang dan asap bambu yang terperangkap selama proses pemanggangan.
Perpaduan tersebut menghasilkan cita rasa gurih dan sedap yang unik.
Sementara itu, kopi uthek adalah minuman kopi yang disajikan tanpa menggunakan gula putih.
Sebagai pemanis, kopi ini menggunakan gula aren dalam bentuk patahan kecil, memberikan rasa manis yang khas dan alami.
Meriahkan Festival dan Perkenalkan Desa Banjar ke Wisatawan
Festival kuliner khas Desa Banjar ini berlangsung meriah dan dihadiri ratusan pengunjung, termasuk warga lokal dan turis mancanegara.
Pengunjung datang untuk menikmati langsung sego lemeng dan kopi uthek di tempat asalnya.
Beragam kesenian tradisional juga turut memeriahkan acara, seperti tarian tradisional, hadrah, dan musik gamelan.
Desa Banjar yang terletak di kaki Gunung Ijen dikenal memiliki panorama alam yang indah, dengan hamparan persawahan hijau dan latar pegunungan, menjadikannya destinasi wisata kuliner dan alam yang menjanjikan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf