HOME  ⁄  Nasional

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Selat Lombok Selatan, Warga Pesisir NTB Diminta Waspada

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Selat Lombok Selatan, Warga Pesisir NTB Diminta Waspada
Foto: (Sumber: Ilustrasi: Sejumlah warga memancing di pinggiran pantai saat terjadi gelombang tinggi di Pantai Ampenan, Mataram, NTB. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz/aa.)

Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Selat Lombok bagian selatan, dengan ketinggian gelombang diperkirakan mencapai 4 hingga 6 meter pada 9–10 September 2025.

Risiko Tinggi bagi Pelaut dan Masyarakat Pesisir

BMKG mengimbau warga pesisir serta pelaku aktivitas pelayaran dan perikanan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan.

"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada," tulis BMKG dalam keterangan resminya.

Gelombang tinggi tersebut berpotensi menimbulkan dampak serius, baik di laut maupun di daratan, antara lain:

  • Kapal kecil berisiko terbalik
  • Potensi banjir rob di pesisir
  • Kerusakan infrastruktur pantai
  • Ancaman terhadap keselamatan jiwa

Empat Wilayah Perairan NTB Juga Berisiko, Hujan dan Angin Kencang Diprakirakan

Selain Selat Lombok bagian selatan, BMKG juga memperingatkan potensi gelombang tinggi dengan kisaran 2,5 hingga 4 meter di empat wilayah perairan NTB lainnya, yaitu:

  • Perairan bagian utara Selat Lombok
  • Perairan bagian utara Selat Alas
  • Perairan bagian selatan Selat Alas
  • Perairan Samudera Hindia bagian selatan NTB

BMKG juga memprakirakan cuaca buruk akan melanda sebagian besar wilayah daratan NTB, berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang, pada 9 hingga 11 September 2025.

Masyarakat diimbau untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca dari BMKG guna mengantisipasi potensi risiko bencana hidrometeorologi selama periode tersebut.

Penulis :
Aditya Yohan

Terpopuler